Polemik 4 Pulau Aceh Masuk, Pendekatan Budaya Kunci Cegah Konflik Tajam

Polemik 4 pulau Aceh masuk Sumut menjadi sorotan utama dalam diskusi publik bertajuk Dongan (Diskusi Oke Ngobrol Gagasan Anak Medan) di Stadion Kebun Budaya, Kota Medan, Jumat 14 Juni 2025 malam.
Diskusi ini dipandu oleh Zahraturrahmi dan menghadirkan dua narasumber, yaitu Alwi Dahlan Ritonga, akademisi dari Universitas Sumatera Utara, serta Muhammad Liputra, mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia.
Menurut Muhammad Liputra perlunya pendekatan aspek budaya dari persoalan ini. Ia menyampaikan bahwa sengketa maritim seperti ini banyak terjadi di Indonesia karena wilayah laut lebih luas dibanding daratan.
Baca Juga: Amankan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Polda Sumut Kerahkan 12 Ribu Personel dan Siapkan 167 Pospam
Tim Nasional 2008
Anak Medan menggelar diskusi soal polemik 4 pulau Aceh-Sumut. [Istimewa]
“Puncaknya terjadi pada 2008. Melalui tim nasional yang terdiri dari Kemendagri, BIG, TNI AL, dan lembaga lainnya, dilakukan pengukuran wilayah Sumut dan Aceh. Dalam perhitungan itu, keempat pulau masuk kawasan Sumut,” jelasnya.
Baca Juga: Terima B1-KWK dari Hanura, Edy Rahmayadi: Jadi Tambahan Semangat
“Mereka (Aceh) tetap protes dan keberatan, lalu pemerintah pusat merevisi, tapi hasilnya tetap sama: empat pulau itu masuk Sumatera Utara,” tambahnya.
Liputra mengungkapkan kekhawatirannya bahwa isu ini bisa memicu disintegrasi, mengingat riwayat Aceh yang pernah bergolak.
“Ini rentan terhadap persoalan disintegrasi yang kita khawatirkan. Inilah sebabnya pendekatan budaya harus diperkuat agar tidak mengarah ke sana,” pintanya.
Ia juga menyinggung sejarah pascatsunami Aceh, di mana sempat terjadi ketegangan sosial dengan pendatang dari Jawa, namun hubungan dengan warga Sumut dinilai lebih harmonis.
Tetap Jaga Keharmonisan Aceh-Sumut
Ilustrasi 4 pulau Aceh masuk Sumut. [Istimewa]
“Banyak yang menunjukkan KTP Medan, GAM menerima dengan baik. Walau mereka bermusuhan dengan pemerintah, tapi tidak dengan Sumut. Ini jadi sejarah bahwa ada kecocokan budaya Aceh dan Sumut,” ungkapnya.
Liputra berharap agar keharmonisan budaya antara dua daerah ini tetap dijaga. “Kerukunan yang sudah lama terjalin jangan sampai terputus karena polemik ini. Sejarah dan budaya Sumut dan Aceh sudah terjalin sangat baik,” pungkasnya.