Polemik Pemasangan Lift Kursi di Tangga Candi Borobudur, Ini Tanggapan Forum Buddhis
Lifestyle

Pemasangan stairlift di Candi Borobudur menuai kontroversi. Sebagian pihak pemasangan lift kursi tersebut bisa menimbulkan kerusakan di candi Buddha terbesar dunia tersebut.
Pemasangan lift kursi bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron kemarin. Pemerintah menyebut kehadiran stairlift tersebut justru bentuk keluasan dan keterbukaan Borobudur yang berupaya memberikan kemudahan bagi siapa pun yang akan berkunjung baik untuk aktivitas keagamaan, wisata, penelitian dan lain sebagainya.
Tanggapan Forum Buddhis Indonesia
Baca Juga: Netizen Serang Akun Promosi Wisata Religi ke Candi Borobudur Singgung Umrah dan Haji
Pemasangan eskalator di Borobudur. (Instagram)Direktur Forum Buddhis Indonesia (FBI) Adian Radiatus menilai, pemasangan stairlift jelas dilakukan secara hati-hati karena Borobudur adalah bangunan bersejarah yang sudah diakui dunia. Atas dasar itu, pemerintah harus melibatkan berbagai ahli untuk dimintai pertimbangan sebelum pemasangan stairlift.
Di belahan negara lain, stairlift maupun chairlift yang digunakan untuk memudahkan akses bagi pengunjung situs warisan dunia juga dipasang seperti di Angkor Wat (Kamboja), Gereja Saint Peter Italia, Forbidden City (China) dan Parthenon Acropolis (Yunani).
"Tentu pemasangan ini sudah dipikirkan sangat matang, termasuk mengedepankan aspek konservasi candi itu sendiri. Pemerintah sebagai penanggung jawab utama tak mungkin ingin merusak apalagi menghancurkan sebuah situs peninggalan yang sangat amat bernilai. Komitmen itu tak perlu diragukan tujuannya untuk memberikan banyak manfaat namun tetap menjaga konstruksi maupun estetika candi secara menyeluruh," ujar Adian di Jakarta, Kamis (29/5/2025).
Baca Juga: Netizen Kecam Pemasangan Eskalator di Atas Candi Borobudur, untuk Kunjungan Presiden Prabowo?
Lebih dari itu, tandas Adian, bangsa Indonesia justru bangga dengan pemasangan stairlift ini. Sebab selain memberikan kemudahan, kehadiran alat bantu ini juga monumental, yakni digunakan oleh dua pemimpin negara besar.
"Ada keistimewaan pula bahwa pengguna pertama resmi Stairlift ini adalah pemimpin negara maju dan negara besar, tentunya sebagai tuan rumah adalah sebuah kebanggaan tersendiri dalam sejarah dan menjadi catatan penting bahwa kekuatan Candi Borobudur tak terdampak apapun akibat pemasangan ini," terang Adian.
Jangan Ada Politisasi
Candir Borobudur. (Instagram)
Dengan berbagai tujuan yang luas dan mulia itu, Adian mengajak berbagai pihak terutama aktivis Buddhis untuk berpikir jernih. Adian meminta pemasangan stairlift jangan sampai dipolitisasi karena justru dikhawatirkan akan membingungkan umat sekaligus rawan ditunggangi oleh kepentingan lain.
"Saya meyakini beberapa kawan yang memberikan kritikan atas pemasangan stairlift ini adalah bentuk dari kecintaan yang tinggi terhadap Candi Borobudur. Munculnya kritikan itu wajar karena belum mendapatkan informasi yang utuh. Di sisi lain, masukan itu juga sebagai bentuk kewaspadaan agar semua pihak memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga Borobudur dari berbagai potensi kerusakan," terang Adian.