Potensi Curah Hujan Tinggi hingga 18 Maret, BMKG-BNPB dan BPBD Jakarta-Jabar Gelar OMC Serentak hingga 20 Maret
Daerah

Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Barat serentak melakukan Operasi Modifikasi Cuaca hingga 20 Maret 2025. Ini merupakan operasi gabungan BMKG-BNPB-BPBD DKI Jakarta dan Jabar. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten tanggal 10-18 Maret 2025 masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Menurut Deputi Bidang Modifikasi Cuaca, Tri Handoko Seto, teknik yang digunakan dalam OMC ini adalah penyemaian awan dengan bahan tertentu. Pada tahap pertama, hujan dipercepat turunnya menggunakan Natrium Klorida (NaCl) yang disebarkan pada awan yang tumbuh di atas laut dan waduk.
Seto juga menegaskan operasi ini dilakukan agar hujan turun lebih awal di wilayah yang lebih aman dan mengurangi intensitas hujan yang jatuh di daratan. Misalnya, jika diprediksi terjadi hujan lebat di Cirebon, maka awan-awan yang terbentuk di laut akan disemai sehingga saat mencapai daratan, intensitas hujan berkurang menjadi sedang.
Baca Juga: Hati-hati Bencana! BMKG Umumkan Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sebagian Wilayah Indonesia
“Jadi yang kita lakukan untuk operasi ini adalah mengurangi curah hujan yang turun di wilayah daratan, khususnya yang berpotensi banjir, sehingga menjadi air yang bermanfaat buat kehidupan,” ujarnya.
Selain itu, jika terdapat awan berpotensi hujan lebat di daratan, seperti di Bandung, maka penyemaian dilakukan menggunakan Kalsium Oksida (CaO) untuk mengurangi intensitas hujan. Dengan metode ini, hujan yang tadinya diprediksi sangat lebat dapat dikendalikan menjadi hujan sedang atau ringan, sehingga tidak menyebabkan banjir atau longsor.
Sebelumnya, OMC hanya difokuskan di wilayah Jabodetabek, namun kali ini diperluas ke Jawa Barat mengingat prediksi BMKG yang menunjukkan curah hujan tinggi pada dasarian kedua bulan Maret, yakni 11-20 Maret 2025.
Baca Juga: BNPB Terjunkan Drone Petakan Titik Bencana Susulan "Galodo"
Dilansir BNPB, untuk OMC disiapkan tiga pesawat. Koordinasi penerbangan dilakukan dari dua pos yaitu di Lanud Halim Perdanakusuma untuk tim OMC BNPB dan DK Jakarta serta Lanud Husein Sastranegara untuk tim OMC Jawa Barat.
Operasi ini telah dilakukan sejak kemarin, Selasa (11/3/2025), dimana tim DK Jakarta telah melaksanakan tiga sorti penerbangan dengan menggunakan pesawat Casa A-2117. Wilayah operasi tim Jakarta meliputi Barat Laut, Selat Sunda, dan Kepulauan Seribu pada sorti pertama. Selanjutnya, penyemaian diarahkan ke daerah Utara Jakarta atau Laut Jawa. Sorti terakhir kembali dilakukan penyemaian pada wilayah Barat Laut dan Utara Jakarta. Masing-masing sorti penerbangan menghabiskan bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) sebanyak 800 kilogram.
OMC juga Dilakukan Malam Hari
Sementara itu, penerbangan pertama tim Jawa Barat menyelesaikan dua sorti penerbangan menggunakan armada Casa A-2104. Penyemaian sorti pertama ditargetkan pada wilayah Timur Laut Perairan Cirebon dan sorti kedua di wilayah Perairan Utara Indramayu. Sama dengan tim Jakarta, tiap sorti penerbangan menghabiskan 800 kg bahan semai NaCl.
OMC juga Dilakukan Malam Hari
TIM OMC BNPB melakukan penerbangan malam hari untuk mengurangi supply massa udara yang berpotensi masuk ke wilayah Jakarta dan Banten. Dengan menumpang pesawat carravan PK-SNP, tim OMC BNPB melaksanakan dua sorti penerbangan ke wilayah Perairan Barat Jakarta (Pesisir Lampung)-Selat Sunda dengan membawa 1.000 kg NaCl per penerbangan.
Pelaksanaan operasi modifikasi cuaca gabungan hari pertama berhasil mengurangi intensitas hujan yang sebelumnya diprediksi terjadi siang hingga sore hari menjadi hujan ringan hingga sedang. Hasil pemantauan cuaca terpantau curah hujan tertinggi berada di Bekasi dengan nilai 34 mm.
Pemerintah berkomitmen dalam mitigasi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi yang dapat memicu banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah. Operasi modifikasi cuaca merupakan salah satu upaya mengurangi curah hujan yang berpotensi turun di wilayah Jabodetabek sehingga meminimalkan risiko banjir susulan, serta mempercepat proses tanggap-transisi darurat di Jabodetabek. Operasi modifikasi cuaca gabungan ini rencananya akan dilaksanakan selama 10 hari hingga tanggal 20 Maret 2025 mendatang.***