POV Kerja Bareng Orang Indonesia, Bos Pabrik Jepang Terkejut Tahu Hal Ini
Seorang pria yang menjabat sebagai wakil manajer di sebuah pabrik pengolahan makanan di Jepang menceritakan pengalamannya bekerja bersama karyawan asal Indonesia.
Cerita tersebut disampaikannya dalam wawancara dengan seorang reporter perempuan, yang videonya diunggah akun Instagram @jinzaibase_indonesia dan dikutip pada Kamis (5/6/2025).
Saat ditanya bagaimana rasanya bekerja dengan orang asing, sang wakil manajer menjawab bahwa ia tidak terlalu mempermasalahkan latar belakang kewarganegaraan karyawannya.
Baca Juga: Tensi Meningkat, China Tarik Kembali 2 Pandanya dari Kebun Binatang Jepang
“Saya tidak begitu menganggap mereka orang asing karena mereka masih muda dan asyik diajak ngobrol,” ujarnya.
Namun, ia mengaku takjub ketika mengetahui budaya yang dibawa karyawan asal Indonesia, terutama saat Ramadan.
“Contohnya saat Ramadan, mereka berpuasa dan tidak makan. Saya juga terkejut karena mereka tahu lagu-lagu Jepang yang populer zaman dulu,” katanya sambil tersenyum.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Hotel dengan Shower Terbaik
Ia mengaku tidak menyangka hal-hal tersebut sebelum mendengarnya langsung dari para karyawan Indonesia.
“Saya sendiri mungkin tidak akan tahu hal-hal seperti itu kalau tidak dengar langsung dari teman-teman Indonesia,” imbuhnya.
Soal Tantangan dan Bahasa

Ilustrasi orang Indonesia sedang mengobrol dengan atasannya, orang Jepang. (Meta AI)
Reporter kemudian menanyakan tantangan terbesar dalam bekerja dengan orang dari luar Jepang. Wakil manajer itu menyebut, tantangan utamanya bukan pada asal negara, melainkan pada proses adaptasi yang memang wajar dialami setiap karyawan baru.
“Kalau ada anggota baru, siapa pun itu, pasti butuh waktu untuk membimbing,” katanya.
Namun demikian, ia mengakui bahwa kendala kosakata kerap menjadi tantangan tersendiri.
“Ada yang sudah lancar berbahasa Jepang, ada juga yang belum. Kami ajari secara perlahan, tapi tetap saja ada kesenjangan dalam pemahaman instruksi,” jelasnya.
Karena itu, ia berusaha menemukan cara terbaik dalam berkomunikasi. Salah satunya dengan berbicara secara perlahan dan sabar.
“Saya biasanya bicara pelan. Kalau terlalu cepat, takutnya malah tidak dipahami. Jadi sebisa mungkin saya bicara perlahan dan sabar,” ucapnya.
Tiga Karyawan Indonesia Bertahan

Ilustrasi orang Indonesia sedang mengobrol dengan atasannya, orang Jepang. (Meta AI)
Saat ini, ada tiga karyawan asal Indonesia yang sudah bekerja hampir satu tahun di pabrik tersebut. Menurut sang manajer, belum ada satu pun yang menunjukkan niat untuk mengundurkan diri.
Ia menyebut, kunci agar karyawan betah bekerja adalah kesabaran dalam membimbing serta menjaga komunikasi yang baik.
“Kalau kita mengajari dengan sabar, komunikasi bisa berjalan lancar. Di perusahaan kami memang banyak shift, jadi jarang ada kesempatan untuk ngobrol santai. Tapi sebisa mungkin kami tetap menjaga komunikasi,” katanya.
Menurutnya, menjaga kenyamanan karyawan adalah bagian dari komitmen perusahaan, bukan hanya tanggung jawab dirinya pribadi.
Minim Acara Kantor
Wakil manajer itu juga menuturkan bahwa di perusahaan Jepang umumnya terdapat acara kebersamaan seperti nomikai (acara minum bersama). Namun, karena padatnya jadwal shift, pabrik tempatnya bekerja jarang mengadakan acara semacam itu.
“Karena jadwal shift cukup padat, kami jarang mengadakan event seperti itu. Tapi sekitar satu atau dua tahun lalu, kami sempat menggelar bonenkai (pesta akhir tahun) bersama kantor pusat,” jelasnya.
Ia menambahkan, meskipun beberapa karyawan Indonesia tidak mengonsumsi alkohol seperti sake, acara makan bersama tetap bisa disesuaikan agar semua bisa menikmati.
Tak Ada Diskriminasi
Saat ditanya soal sikap rekan-rekan Jepang terhadap karyawan asing, ia menegaskan bahwa lingkungan kerja di pabriknya sangat terbuka dan hangat.
“Sepertinya tidak ada perlakuan khusus atau pemikiran seperti ‘karena mereka orang asing’. Lingkungan kerjanya cukup akrab,” ucapnya.
“Kalau pun ada masalah, bukan karena mereka orang asing. Tapi lebih ke, ‘ya wajar lah, mereka masih baru’, atau ‘ayo kita bantu bareng-bareng’,” tutupnya.