Profil Amy Sood, Penulis From ‘New Hope’ to ‘Mulyono’
Politik

FT News – Presiden Joko Widodo menjadi sorotan salah satu media asing yaitu Soutch China Morning Post. Media asing ini menyoroti bagaimana perubahan citra Presiden Joko Widodo dari sebuah harapan baru bagi Indonesia menjadi Mulyono.
Penulis artikel From ‘New Hope’ to ‘Mulyono’ ini adalah seorang jurnalis yang tinggal di Hong Kong bernama Amy Sood. Saat ini Amy Sood bekerja sebagai Reporter Asia di South China Morning Post.
Sejak pindah ke Hong Kong pada akhir tahun 2020, Amy Sood bekerja dengan organisasi berita lokal dan internasional, termasuk South China Morning Post, CNN International an NBC News dalam berita terkini dari seluruh kawasan Asia Pasifik.
Baca Juga: Lebaran Hari Kedua, Prabowo Kembali Bertemu Jokowi di Istana
Amy Sood juga bekerja dengan Agence France-Presse sebagai peneliti dan menulis tentang tren disinformasi online di India.
Pada tahun 2021, Amy Sood dinobatkan sebagai Clare Hollingworth Fellow oleh Foreign Correspondents Club di Hong Kong.
Pada tahun yang sama, Amy Sood lulus dengan gelar master di bidang jurnalisme dari Universitas Hong Kong. Sebelum mempelajari jurnalisme, Amy Sood belajar Bahasa Inggris dan Komunikasi di Universitas Canterbury di Selandia Baru.
Baca Juga: Gibran Puji Film Jumbo dan Timnas Indonesia U-17, Sebut Kekuatan Baru Generasi Muda
Sebelumnya, dalam artikel yang ditulisnya, ia memaparkan bahwa presiden Joko Widodo yang dulunya populer kini menghadapi reaksi balik karena tuduhan membangun dinasti melemahkan komitmennya terhadap demokrasi.
Ketika Joko Widodo pertama kali terpilih pada satu dekade lalu, ia dipuji sebagai “harapan baru” saat tampil di sampul majalah Time. Hal ini mencerminkan keyakinan luas bahwa ia akan memberantas korupsi pemerintah dan mengakhiri dominasi elit sebagai presiden Indonesia.
Kini, menjelang akhir masa jabatannya yang kedua dan terakhir, banyak masyarakat Indonesia yang memanggilnya dengan nama lahirnya yaitu Mulyono untuk mempermalukan.
Berubahnya citra presiden Joko Widodo dalam artikel yang ditulis Amy Sood itu dikarenakan adanya campur tangan dalam Pemilihan Presiden di Indonesia pada tahun 2024 lalu. Dalam tulisan itu ada beberapa pengamat dan analis yang menuliskan bahwa campur tangan presiden bukan hanya dalam mencari posisi untuk Gibran Rakabuming Raka, putra sulungnya.
Presiden Joko Widodo bersama keluarganya. (Foto: Ist)
Akan tetapi, presiden Joko Widodo juga dinilai ikut campur tangan dalam melemahkan demokrasi di Indonesia dalam rangka membantu putra bungsunya untuk mencalonkan dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.