Profil Direktorat Perlindungan WNI, Tempat Arya Daru Bekerja di Kemlu

Hari ini Polda Metro Jaya merilis peristiwa tewasnya Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Selasa, 29 Juli 2025.

Arya Daru merupakan Diplomat Ahli Muda pada Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI). Ia meninggal dipastikan bunuh diri.

Profil Direktorat Perlindungan WNI

Baca Juga: Teka-teki Kematian Arya Daru Pangayunan: Pembunuhan dengan Pesan Pembungkaman?

Arya Daru Pangayunan. (Instagram)

Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia sebelumnya merupakan Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri.

Direktoran ini bagian dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri dalam upaya pemerintah Indonesia memberikan perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di luar negeri atau bagi yang mempunyai masalah hukum dengan perwakilan negara asing atau organisasi internasional di Indonesia.

Baca Juga: Sosok RANK : Kisah Pilu Asisten Manajer BI yang Berakhir di Helipad

Fungsi dari Direktorat Perlindunga WNI yaitu pertama-tama melakukan perlindungan hak WNI di luar negari. Lalu bantuan hukum di bidang perdata dan pidana serta bidang ketenagakerjaan.

Kemudian penanganan permohonan perlindungan WNI di luar negeri, konsultasi perlindungan WNI di luar negeri, dan pendampingan WNI bermasalah.

Juga penyampaian informasi perkembangan kasus WNI, perbantuan pemulangan WNI bermasalah ke daerah asal, dan perbantuan pemulangan jenazah WNI ke daerah asal.

Kematian Diplomat Ahli Muda Arya Daru

Arya Daru. (Twitter)

Arya Daru Pangayunan dikabarkan wafat pada dini hari Selasa, 8 Juli 2025 di Jakarta. Ia meninggal mengenaskan di tempat kostnya.

Kematian Arya Daru menjadi misteri karena muncul opini bahwa ia bunuh diri. Sementara itu, banyak kondisi yang menimbulkan anggapan bahwa Arya Daru merupakan korban pembunuhan.

Arya Daru ditemukan tewas dalam kondisi lakban membungkus kepala dan wajahnya, termasuk mulut. Banyak pihak menyebut bahwa kondisi tersebut menggambarkan simbol pembungkaman.

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto berpendapat pola kematian tersebut sebagai "lock room mystery" atau misteri ruangan terkunci yaitu modus yang memuat pesan simbolik bagi publik. Mulut dan wajah dilakban seakan menjadi sinyal pembungkaman terhadap siapa pun yang mencoba berbicara hal penting.