Profil Kuntari Laksmitadewi: Profesional BUMN di Balik Isu Dua Ruang Kerja Pribadi
Nama Kuntari Laksmitadewi Wahyuningdyah, istri dari Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi, tengah menjadi pusat perhatian publik setelah beredar sejumlah unggahan di media sosial yang menyoroti gaya hidupnya.
Akun X (Twitter) @masjalah bahkan menjulukinya sebagai “Ratu Pupuk Indonesia”, dengan tudingan menerima berbagai fasilitas istimewa, termasuk dua ruang kerja yang disebut-sebut disediakan untuknya.
Sorotan publik semakin memanas setelah Uchok Sky Khadafi, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), menyampaikan kritik terhadap adanya dugaan pelanggaran dalam aturan perjalanan dinas di tubuh PT Pupuk Indonesia.
Baca Juga: Kejagung Masih Mendalami Dugaan Korupsi PT Pupuk Indonesia
Menurut Uchok, aturan tersebut diduga terbit atas permintaan pihak tertentu yang memiliki kedekatan dengan jajaran direksi.
“Sekitar lima bulan setelah Rahmad menjabat sebagai Direktur Utama, keluar aturan perjalanan dinas baru. Di situ disebutkan direksi boleh membawa pasangan dan menggunakan pesawat kelas bisnis. Kami menduga kebijakan ini atas arahan Rahmad dan Kuntari,” ujar Uchok.
Baca Juga: Kejagung Telisik Kasus Dugaan Korupsi Pupuk Bersubsidi
Kritik tersebut memunculkan kekhawatiran tentang potensi pemborosan anggaran dan penyalahgunaan fasilitas perusahaan di lingkungan BUMN yang seharusnya berorientasi pada efisiensi dan transparansi.
Profil Profesional: Karier Panjang di Sektor Energi dan Industri
Profil Kuntari [Linkedin.comin/kuntari]Terlepas dari sorotan publik, Kuntari sejatinya bukan figur baru dalam dunia profesional. Ia memiliki karier panjang di industri energi, sumber daya mineral, dan manufaktur.
Berbekal latar belakang pendidikan teknik industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan gelar Master of Engineering dari University of New South Wales (UNSW) Australia, Kuntari membangun reputasi di bidang manajemen teknik dan pengembangan korporasi.
Ia juga tercatat sebagai Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Padjadjaran, memperkuat kredensial akademiknya di bidang bisnis dan manajemen strategis.
Riwayat profesionalnya mencakup:
-
Direktur Operasi PT Pupuk Indonesia Energi (2014–2019)
-
General Manager Teknik dan Pengembangan di Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC)
-
Business Manager di PT Rekayasa Industri (2005–2011)
-
Vice President for Corporate Development di PT Pupuk Indonesia hingga 2022
Dengan pengalaman hampir dua dekade di sektor energi dan manufaktur, Kuntari dikenal sebagai sosok yang kompeten dan berpengalaman dalam tata kelola perusahaan.
Isu Etika dan Tata Kelola: Publik Tuntut Transparansi
Meski memiliki rekam jejak profesional yang kuat, kehadiran Kuntari di lingkungan BUMN tempat suaminya menjabat sebagai Direktur Utama menimbulkan tanda tanya publik soal potensi konflik kepentingan.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Kuntari masih tercatat sebagai karyawan aktif di PT Pupuk Indonesia.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan tumpang tindih peran, terlebih dengan adanya tudingan fasilitas istimewa dan aturan perjalanan dinas yang diduga berpihak pada kepentingan pribadi.
Para pengamat kebijakan publik menilai, kasus ini harus menjadi momentum untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas di lingkungan BUMN, terutama dalam hal pembatasan peran keluarga pejabat tinggi perusahaan negara.
“Prinsip good corporate governance menuntut pemisahan tegas antara kepentingan pribadi dan jabatan publik. Setiap kebijakan harus dapat diaudit secara terbuka,” ujar Uchok menegaskan.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa integritas bukan hanya soal kepatuhan hukum, melainkan juga tentang membangun kepercayaan publik terhadap institusi negara dan para pemimpinnya.