Profil Lengkap dan Agama Ayesha Farooq, Pilot Perempuan Pakistan Tembak Jatuh Jet Rafale India
Ayesha Farooq dikenal luas sebagai pilot tempur perempuan pertama dalam sejarah Pakistan yang memperoleh izin terbang misi tempur. Ia menjadi simbol keberanian dan kemajuan perempuan di negara yang sebelumnya konservatif dalam peran gender di militer.
Pada tahun 2013, ia menjadi satu dari hanya lima pilot perempuan di PAF saat itu, dan yang pertama mendapatkan sertifikasi penuh untuk menerbangkan jet tempur. Pesawat tempur yang biasa ia operasikan adalah Chengdu F-7PG, varian dari MiG-21 buatan Tiongkok.
Profil Ayesha Farooq – Pilot Tempur Perempuan Pertama Pakistan
Baca Juga: BMKG: Suhu Panas di Indonesia Masih Normal, Belum Ekstrem
Nama lengkap: Ayesha Farooq
Tanggal lahir: 24 Agustus 1987
Tempat lahir: Bahawalpur, Punjab, Pakistan
Baca Juga: Babak Baru Gencatan Senjata, Pakistan Lepaskan Penjaga Perbatasan India yang Ditangkap
Kebangsaan: Pakistan
Profesi: Pilot tempur Angkatan Udara Pakistan (Pakistan Air Force – PAF)
Pendidikan: Pakistan Air Force Academy, Risalpur
Pangkat terakhir: Flight Lieutenant
Sebelumnya diberitakan, sosok Ayesha Farooq kembali menjadi sorotan setelah ia dikabarkan berhasil menembak jatuh jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India pada 6 Mei 2025.
Misi tersebut dilakukan di tengah malam, dan Ayesha sendiri disebut awalnya tak menyangka akan diterjunkan untuk bertugas hari itu.
Prestasi Ayesha menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pakistan, khususnya bagi para perempuan yang hidup di bawah berbagai pembatasan sosial dan budaya. Ia menjadi simbol inspiratif bahwa perempuan pun mampu menembus batas dan tampil di medan tugas berisiko tinggi.
Lahir di Bahawalpur, Pakistan Timur, Ayesha Farooq dikenal sebagai pilot tempur wanita pertama yang siap tempur di negaranya. Kini berusia 26 tahun, perjalanan Ayesha menuju kokpit pesawat tempur tidaklah mudah. Ia harus melewati berbagai tantangan, baik di lingkungan keluarga maupun di dunia militer yang didominasi pria.
Ayesha mengaku sempat menghadapi penolakan dari keluarganya ketika memutuskan untuk masuk Angkatan Udara Pakistan. Ia juga harus membuktikan kemampuannya di hadapan rekan-rekan prianya—bahwa ia paham tentang senjata, teknik penerbangan, hingga karakteristik pesawat yang dikendarainya.
“Langkah pertama memang paling berat,” ujar Ayesha dalam salah satu wawancara. Namun, tekad dan semangatnya tak pernah surut, terutama setelah kehilangan ayah di usia tiga tahun dan dibesarkan oleh sang ibu di lingkungan yang sangat kompetitif.