Profil Ruang Senja, Grup Folk-Pop Asal Bandung yang Siap Ramaikan Blantika Musik Indonesia
Lifestyle

Sebuah grup musik folk-pop asal Bandung, Ruang Senja siap meramaikan blantika musik Indonesia. Grup musik dengan konsep duo yang terdiri dari Eriza Tri Wiguna (vokal, mandolin) dan Fajar Taufik Hidayat (gitar) itu terbentuk pada tahun 2022. Setelah melewati berbagai usaha untuk masuk ke industri musik Tanah Air, akhirnya mereka berhasil merilis album perdanya bertajuk ‘Rampung’ bersama Label PRO-M pada 28 Februari 2025. Berikut adalah profil singkat dan perjalanan musik Ruang Senja:
Awal Terbentuk Ruang Senja
Saat berkunjung ke kantor FTNews pada Selasa (29/4), Eriza dan Fajar pun sempat bercerita bagaimana awal terbentuknya Ruang Senja. Keduanya saling mengenal sudah cukup lama karena bertetangga. Sama-sama suka bermusik mereka pun akhirnya memutuskan untuk membentuk Ruang Senja.
Baca Juga: Tiara Andini Kembali Berkolaborasi dengan Yovie Widianto Lewat lagu ‘Tanpa Cinta’
“Karena aa Fajar senang musik dari dulu. Kebetulan kakak cowok aku temannya aa Fajar. Jadi suka ikutan kalau ngeband,” ujar Eriza.
“Kita kenalnya udah lama banget soalnya kita tetangga. Tadinya kita nggak kepikiran, cuma saya kebetulan suka buka jasa untuk aransemen music. Jadi kalau ada klien minta ada suara ceweknya saya manggil dia. Sampai suatu saat ada klien yang suka sama suara Eriza dan bilang daripada nyanyiin lagu orang mulu mendingan bikin lagu sendiri saja. Jadi kita kepikiran oh iya juga ya,” jelas Fajar.
Nama Ruang Senja pun dipilih mereka karena terinspirasi dari kegiatan yang sering mereka lakukan setiap sore hari. Mulai dari kumpul, nge-jam hingga rekaman.
Baca Juga: Cerita Grup Musik Ruang Senja Tentang Album Perdana dan Single Terbarunya 'Sirkus'
Perjuangan Menembus Industri Musik Indonesia
Perempuan kelahiran 19 Mei 2003 itu pun menceritakan perjuangannya untuk menembus industri musik Tanah Air yang semuanya dimulai dari nol. Mulai membuat musik sendiri, produksi sendiri hingga mencoba manggung-manggung di kafe yang sepi penonton hingga akhirnya karya mereka bisa diterima oleh label musik seperti sekarang.
“Struggle-nya karena kita merintis ya untuk masuk ke dunia musik dari nol, bukan siapa-siapa, bukan keluarga musisi juga, bukan punya kenalan orang-orang musik di Indonesia yang berpengaruh. Ya kita pertama pas produksi dari ilmunya juga nggak belajar secara professional, semua otodidak. Survive bikin musiknya, dalam penyebarannya nggak gampang juga awalnya. Pernah tur-tur ke cafe yang nonton dikit banget. Akhirnya survive terus yang penting ada progress,” papar Eriza.
Memilih Genre Folk-Pop
Mengusung genre folk-pop, Ruang Senja memilih menggunakan alat musik gitar dan mandolin. Mungkin hal ini yang membuat mereka berbeda dari grup musik lainnya. Walau begitu, Eriza mengaku awalnya cukup kesulitan menggunakan mandolin.
“Kita awal pop akustik biasa. Ada unsur folk juga tapi nggak kental, sekarang lebih diperkental lagi. Awal sama-sama main gitar, kita pikir kayaknya kurang nyeleneh. Akhirnya ganti ke mandolin biar lebih nge-folk,” kata Fajar yang mengidolakan band Padi itu.
“Beda banget gitar itu sinarnya enam, kalau (mandolin) ini empat, ukuran juga beda. Kalau gitar jaraknya lebih gede dari ini jadi pencarian (posisi jari) juga sangat menyesuaikan dan susah. Sebetulnya lebih nyaman gitar karena dari kecil udah nyatu banget. Terus tiba-tiba (umur) 21 tahun harus belajar alat baru yangcukup menyiksa. Lebih butuh effort, tenaga, jarinya juga lebih sakit,” cerita Eriza.
Rilis Album Perdana
Ruang Senja baru saja merilis album perdananya bertajuk Rampung yang terdiri dari 10 lagu. Lagu-lagu di dalam album ini diciptakan oleh mereka sendiri dengan alunan musiK folk-pop yang kental dan sangat nikmat untuk didengarkan dalam kondisi apa pun. Ada empat single yang sudah dirilis dari album ini yakni Kosong, Jarak dan Waktu, Sekali Saja dan yang terbaru adalah Sirkus.