Profil Shell, Perusahaan Minyak Dunia yang Ternyata Sejarahnya Bermula di Indonesia
Ekonomi Bisnis
 180920253.jpg)
Kebijakan pemerintah tentang impor satu pintu melalui Pertamina menimbulkan efek terhadap kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta. Salah satunya terimbas yaitu Shell, sebuah perusahaan minyak global yang berasal dari Inggris.
Banyak SPBU Shell menutup operasional dan merumahkan para karyawannya. Keadaan tersebut menimbulkan simpati dan dukungan dari masyarakat agar pemerintah mencabut kebijakan yang dinilai merugikan investasi tersebut.
Profil Shell
Baca Juga: Viral Pegawai SPBU Shell Sindir Pertamina: Kalau Mau Laku Jujur, Jangan Curang
Bendera logo Shell global. (shell)
Shell plc atau lebih dikenal sebagai Shell adalah produsen minyak bumi dan gas perusahaan multinasional yang kini berkantor pusat di Britania Raya. Shell terbentuk karena bergabungnya Royal Dutch Petroleum dan Shell Transport & Trading.
Dalam bahasa Indonesia "shell" berarti kerang sesuai dengan lambang perusahaan tersebut. Hingga tahun 2016, Shell merupakan perusahaan terbesar ketujuh di dunia, jika dilihat dari pendapatannya, dan juga merupakan salah satu dari enam perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia.
Baca Juga: Viral Pegawai SPBU Shell Bertahan Jualan Es Kopi Gara-Gara Kebijakan Impor Satu Pintu
Shell tadinya ia berpusat di Den Haag, Belanda tetapi sejak tahun 2022, ia hanya berpusat di London, Inggris. Dengan perpindahan tersebut namanya berubah dari "Royal Dutch Shell" menjadi Shell PLC.
Perusahaan Minyak Terbesar di Dunia
Shell merupakan salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Hingga bulan Januari 2013, pemegang saham terbesar Shell adalah Capital Research Global Investors dengan 9,85%, diikuti oleh BlackRock dengan 6,89%.
Pada tahun 2013, Shell juga berhasil memuncaki daftar Fortune 500. Pada saat itu, pendapatan Shell bahkan setara dengan 84% PDB Belanda.
Hingga bulan Februari 2016, Shell adalah perusahaan minyak terbesar kedua di dunia. Shell terintegrasi secara vertikal, dan aktif di setiap tahap dalam industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi, pemurnian, distribusi dan pemasaran, petrokimia, dan pembangkitan listrik.
Shell beroperasi di lebih dari 90 negara, memproduksi sekitar 3,1 juta barel minyak tiap hari, dan memiliki 44.000 SPBU di seluruh dunia. Shell Oil Company, anak usahanya di Amerika Serikat, adalah salah satu unit bisnis terbesarnya.
Shell memiliki pencatatan saham primer di Bursa Efek London dan juga merupakan komponen Indeks FTSE 100. Shell tercatat pernah memiliki kapitalisasi pasar sebesar £129,8 milliar (Rp2.596 triliun), tepatnya pada penutupan perdagangan tanggal 13 April 2015, terbesar di antara semua perusahaan yang melantai di Bursa Efek London.
Sejarah dari Hindia Belanda
Shell global. (shell)
Shell sejarahnya merupakan gabungan dari dua perusahaan besar. Yaitu pada bulan Februari 1907, Royal Dutch/Shell Group resmi terbentuk melalui penggabungan dua perusahaan, yakni Royal Dutch Petroleum Company dari Belanda dan "Shell" Transport and Trading Company Ltd dari Inggris.
Royal Dutch Petroleum Company inilah yang pertama beroperasi di Hindia Belanda, Indonesia saat ini, sebagai perusahaan eksplorasi minyak. Sementara "Shell" merupakan perusahaan transportasi dan jual-beli yang juga pernah mengoperasikan kilang minyak di Hindia Belanda.
Penggabungan dua perusahaan Belanda dan Inggris ini bermula adanya keinginan untuk lebih kompetitif terhadap Standard Oil, perusahaan minyak asal Amerika yang berkembang saat itu. Terbukti kedua perusahaan tersebut hingga kini menjadi besar dan berpengaruh di dunia.
Royal Dutch Petroleum Company adalah sebuah perusahaan asal Belanda yang didirikan pada tahun 1890 untuk mengembangkan sebuah lapangan minyak di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, Hindia Belanda (Indonesia). Perusahaan ini awalnya dipimpin oleh August Kessler, Hugo Loudon, dan Henri Deterding.
Sementara "Shell" Transport and Trading Company adalah sebuah perusahaan asal Inggris, yang didirikan pada tahun 1897 oleh Marcus Samuel, 1st Viscount Bearsted, dan saudaranya Samuel Samuel. Ayahnya memiliki sebuah toko barang antik di Houndsditch, London, yang lalu pada tahun 1833, mengembangkan usahanya dengan mulai mengimpor dan menjual kerang laut (Bahasa Inggris: shell), yang lalu menjadi inspirasi untuk nama perusahaan barunya.
Pada tahun 1897, Marcus dan Samuel meluncurkan kilang pertama mereka di Balik Papan, Kalimantan, Hindia Belanda. Kilang tersebut kemudian harus dihancurkan ketika Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang dalam Perang Dunia II.
Shell beroperasi sebagai perusahaan di mana kedua perusahaan induknya yang bergabung tetap mempertahankan keberadaannya, namun beroperasi sebagai satu unit, untuk tujuan bisnis. Sesuai perjanjian, Royal Dutch Petroleum memegang 60% saham di Shell, sementara "Shell" memegang 40% sisanya.
Rasa patriotik juga tidak memperbolehkan kedua perusahaan induk untuk melakukan pengambilalihan terhadap kepemilikan saham perusahaan induk yang lain. Royal Dutch Petroleum bertugas memimpin proses produksi dan pengolahan, sementara "Shell" bertugas memimpin proses transportasi dan penyimpanan dari produk yang telah selesai diolah.