Profil Syamsul Jahidin, Penggugat Pangkat Letkol Tituler Deddy Corbuzier, Pendidikannya Mentereng

Syamsul Jahidin, selaku penggugat, telah mencabut gugatannya terhadap pangkat Letkol Tituler Deddy Corbuzier di Negeri Jakarta Pusat.

Dia memilih damai atas kasus ini. Adapun pencabutan gugatan tidak dihadiri Deddy Corbuzierk arena sudah diwakili oleh Kementerian Pertahanan atau Kemhan.

“Gugatan itu damai dengan pencabutan,” kata Syamsul Jahidin, Rabu (13/11/2024).

Baca Juga: Dari Mentalis Kini Dirumorkan Maju Pilkada DKI, Seberapa Kaya Deddy Corbuzier?

Syamsul Jahidin mengungkap alasan dirinya memilih cabut gugatan karena ia sudah mendapat penjelasan mengenai pangkat Letkol Tituler Deddy Corbuzier.

Menurutnya, saat mediasi sudah diberikan literatur jika pemberian pangkat sudah sah menurut hukum dan tidak asal diberikan begitu saja kepada Deddy.

“Deddy Corbuzier itu satu tahun ditinjau dan dianalisis dokumen, kemampuan dan kebutuhannya sebagai duta komponen cadangan, untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan,” ungkapnya.

Baca Juga: Mahfud MD Singgung Deddy Corbuzier Kenapa Tak Beritahu Bakal Kalah Pilpres: Mestinya Anda...

Syamsul menjelaskan bahwa ia akan segera mencabut tuntutannya jika pihak Menhan bisa membuktikan bahwa pemberian pangkat tesebut tidak menyalahi aturan.

"Saya selaku penggugat kan memang hanya ingin mendapat informasi atau validitas tentang kenapa Mas Deddy ditunjuk sebagai Letkol Tituler. Jadi, minggu depan dari Kemhan akan memberikan literatur-literatur hukumnya," kata Syamsul Jahidin.

Awalnya, Syamsul Jahidin memutuskan gugat pangkat Letkol Tituler Deddy Corbuzier dengan alasan pemberian pangkat oleh Prabowo Subianto itu Cuma berdasarkan popularitasnya di media sosial.

Hal itu membuatnya meminta bukti kepada Kementerian Pertahanan untuk membeberkan alasan Deddy Corbuzier mendapat pangkat Letkol Tituler.

Profil Syamsul Jahidin

Syamsul Jahidin (Instagram @syamsul_jahidin)

Syamsudin Jahidin merupakan seorang akademisi sekaligus anggota Dewan Pengacara Nasional atau DPN.

Dia lahir di Pagesangan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, hingga memutuskan sekolah SMA di tempat kelahirannya.

Syamsudin Jahidin lalu menempuh Pendidikan S1 jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta dan lanjut S2.

Selanjutnya, dia sekolah lagi dengan mengambil magister di Sekolah Tinggi Hukum Militer atau STHM. Dia masuk kandidat doctor Universitas 17 Agustus Jakarta.

Syamsudin Jahidin memiliki keahlian di bidang pengacara pajak, mediator non-hakim, pengadilan pajak hingga pengacara pertambangan.

Dia meraih penghargaan Monev Mediator Non Hakim dan Review Standar dari Gold Award di tahun 2024.