Resmi! Projo Hapus Siluet Jokowi di Logo Baru
Organisasi masyarakat (Ormas) Projo berencana mengganti logo yang selama ini menampilkan siluet wajah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Perubahan ini merupakan bagian dari transformasi organisasi dalam rangka memperkuat dan mendukung agenda politik Presiden RI Prabowo Subianto.
Keputusan ini disampaikan oleh Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, pada Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Baca Juga: Jokowi Berharap Ginting Juara di Indonesia Open 2023
Budi Arie menegaskan bahwa perubahan logo tersebut bertujuan agar Projo tidak lagi terkesan sebagai kultus individu terhadap sosok Jokowi.
"Yang pasti begini, satu, kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo. Yang kedua, dalam rangka itu, Projo akan melakukan transformasi organisasi yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo," kata Budi Arie seperti dilansir dari Antara, Senin (3/11/2025).
Baca Juga: Tanggapan Jokowi Soal Peniadaan Gubernur: Itu Perlu Kajian Mendalam
Keputusan final mengenai logo baru akan diambil dalam forum Kongres III Projo yang berlangsung sejak Sabtu hingga Minggu (2/11/2025).
"Nanti akan kita putuskan di kongres ketiga ini. Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu [Jokowi]," ujarnya.
Karikatur Prabawo Periksa Barang Bukti Uang Hasil Korupsi
Makna Asli dan Restu Jokowi Meskipun logo akan berganti, Budi Arie memastikan nama "Projo" tidak akan diubah. Ia juga membantah bahwa Projo merupakan singkatan dari "Pro-Jokowi" yang selama ini melekat.
"Memang enggak ada [singkatan]. Cuma teman-teman media kan, ya, Projo [kepanjangannya] Pro Jokowi, itu kan karena gampang dilafalkan saja," jelasnya.
Menurut Budi Arie, Projo sejatinya berasal dari gabungan kata dalam bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi yang bermakna 'negeri' dan 'rakyat'.
"Projo itu sendiri artinya adalah 'negeri' dalam bahasa Sanskerta dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya 'rakyat'. Jadi, kaum Projo adalah 'kaum yang mencintai negara dan rakyatnya'," ucapnya.
Budi Arie juga mengungkapkan bahwa rencana perubahan logo ini telah disepakati oleh Presiden Jokowi. Ia menekankan bahwa transformasi organisasi penting dilakukan untuk menghadapi tantangan baru pasca-pemerintahan Jokowi.
"Jokowi sepakat. Kita harus mentransformasikan Projo karena tugas Projo tadi sudah mengawal pemerintahan Pak Jokowi dua periode dan kita saat ini menghadapi tantangan baru.
Ini tidak mudah geopolitiknya, tantangan globalnya, dan sebagainya sehingga kita harus betul-betul persatuan nasional ini menjadi penting," katanya.
Arah Baru dan Sinyal Politik Budi Arie
Lebih lanjut, dalam pidato pembukaan kongres, Budi Arie menyerukan kepada relawan Projo untuk memperkuat partai politik yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto demi mendukung agenda politiknya.
"Kita berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo agar kepemimpinan Prabowo bisa lebih kuat, lebih solid. Dan karena itu, kita akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden," ujar Budi Arie.
Menariknya, Budi Arie juga mengisyaratkan bahwa dirinya suatu saat akan bergabung dengan partai politik tertentu, dan meminta relawan Projo untuk memahami keputusannya itu.
"Mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum," tutur Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
Ditemui usai pembukaan kongres, Budi Arie secara gamblang menyebut Partai Gerindra sebagai partai politik yang dimaksud. "Iyalah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di kongres ketiga ini," tutupnya.
Karikutur Pemeriksaan Ikn