Rizky Kabah Dilaporkan Hina Dayak, Tegas Tolak Minta Maaf: Gue Nggak Salah

Nama Rizky Kabah, kreator konten TikTok, kini tengah jadi sorotan usai dirinya dilaporkan atas dugaan penghinaan terhadap masyarakat Dayak.

Namun, alih-alih menyampaikan permintaan maaf, Rizky justru dengan tegas menolak. Ia bersikukuh bahwa dirinya tidak bersalah karena konten yang dibuat sama sekali tidak mengandung unsur penghinaan.

Melalui akun TikTok pribadinya, @riezky.kabah, Rizky menjelaskan bahwa materi videonya dibuat berdasarkan sumber yang ia klaim kredibel. “Gue nggak menyebarkan hoaks, sama sekali nggak.

Baca Juga: Viral! TikToker Rizky Kabah Tuduh Semua Guru Jahat dan Korupsi, PGRI Kalbar Tempuh Jalur Hukum

Gue ngomong sesuai fakta. Gini-gini nih gue literasi nomor satu,” ujarnya, menekankan bahwa dirinya berpegang pada data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Klarifikasi Soal Rumah Radakng

Salah satu poin yang memicu polemik adalah penjelasan Rizky mengenai Rumah Radakng. Ia menyebut keberadaan dukun sakti di rumah adat tersebut adalah fakta sejarah, khususnya di Rumah Radakng asli yang berada di pedalaman dan dihuni para kepala suku Dayak Kanayatn.

Baca Juga: Biografi dan Agama Zoe Levana, Selebgram Muda yang Digugat Manajemen Artis Rp100 Juta

Menurut Rizky, rumah Radakng yang ada di kota berbeda konteksnya. “Rumah Radakng yang lo lihat di kota itu icon pariwisata. Jadi jangan disamain dengan yang asli di pedalaman,” jelasnya, sembari menegaskan bahwa ucapannya tidak bermaksud melecehkan, melainkan menggambarkan perbedaan fungsi.

Alasan Menolak Minta Maaf

Rizky Kabah (Instagram)

Rizky Kabah semakin keras menegaskan sikapnya untuk tidak meminta maaf. Baginya, video yang dibuat justru bertujuan memberi edukasi. “Gue nggak akan minta maaf karena gue nggak bersalah.

Di video itu nggak ada unsur menghina, malah gue mengedukasi. Gue tuh salut sama kesaktian ilmu hitam suku Dayak. Malah gue muji cewek Dayak cantik-cantik,” tegasnya.

Lebih jauh, Rizky juga menekankan bahwa setiap konten yang ia buat, terutama endorse, selalu melewati proses verifikasi yang panjang mulai dari storyline, script, hingga review brand. Hal ini, menurutnya, menjadi bukti bahwa kontennya tidak asal dibuat.

Kompleksitas Sensitivitas Budaya di Era Digital

Rizky Kabah (Instagram)

Kasus ini membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang batas antara kebebasan berekspresi dan sensitivitas budaya. Masyarakat Dayak, sebagai salah satu etnis terbesar di Indonesia, memiliki sejarah, budaya, serta tradisi yang kaya.

Narasi yang menyentuh aspek sakral mereka tentu membutuhkan pendekatan yang hati-hati agar tidak menimbulkan salah tafsir.

Di sisi lain, kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya literasi budaya di era digital. Apa yang dianggap fakta oleh seorang kreator bisa saja dipandang berbeda oleh komunitas yang menjadi objek konten.

Di sinilah pentingnya dialog langsung dengan perwakilan komunitas agar penyampaian konten lebih inklusif dan tidak menyinggung pihak manapun.

Ke depan, kasus Rizky Kabah bisa dijadikan pelajaran bagi para kreator konten untuk lebih berhati-hati. Riset mendalam dan komunikasi lintas budaya menjadi kunci agar konten edukatif benar-benar bermanfaat tanpa melukai identitas kelompok tertentu.