Rusia Batasi Panggilan WhatsApp dan Telegram: Tuduh Fasilitasi Kejahatan dan Sabotase

Nasional

Kamis, 14 Agustus 2025 | 15:55 WIB
Rusia Batasi Panggilan WhatsApp dan Telegram: Tuduh Fasilitasi Kejahatan dan Sabotase
Ilustrasi/Foto: tangkap layar

Rusia melakukan control internet secara ketat, WhatsApp dan Telegram termasuk kena imbasnya. Panggilan melalui WA dan Telegram dibatasi. Rusia menuduh aplikasi perpesanan popular tersebut memfasilitasi kejahatan dan sabotase.

rb-1

Pembatasan panggilan suara WA dan Telegram ini telah diumumkan Rusia. Langkah ini diperkirakan berdampak pada sekitar 96 juta pengguna bulanan WhatsApp di Rusia dan lebih dari 89 juta pengguna Telegram, menurut layanan pemantauan media Rusia, Mediascope, dilansir Al Jazeera.

Ilustrasi/Foto: pexels.comIlustrasi/Foto: pexels.com

rb-3

Rusia bukan satu-satunya negara yang melakukan pembatasan aplikasi perpesan. Sejumlah negara juga melakukan yang sama. Vietnam, misalnya, memerintahkan pelarangan aplikasi perpesanan populer Telegram pada Mei 2025 lalu. Sebelumnya, September 2024, Ukraina juga melarang pejabat menggunakan Telegram pada perangkat yang dikeluarkan negara.

Tindakan Rusia Memerangi Kejahatan

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, regulator media dan internet Rusia, Roskomnadzor, membenarkan tindakan tersebut sebagai tindakan yang diperlukan untuk memerangi kejahatan.

“Menurut lembaga penegak hukum dan berbagai imbauan dari warga negara, layanan perpesanan asing Telegram dan WhatsApp telah menjadi layanan suara utama yang digunakan untuk menipu dan memeras uang, serta melibatkan warga negara Rusia dalam kegiatan sabotase dan teroris,” kata regulator tersebut.

“Permintaan berulang kali untuk mengambil tindakan pencegahan telah diabaikan oleh para pemilik layanan perpesanan tersebut,” katanya.

WA dan Telegram harus Patuhi UU Rusia

Moskow menginginkan layanan pesan daring menyediakan akses ke data pengguna atas permintaan penegak hukum. "Akses ke panggilan di aplikasi pesan asing akan dipulihkan setelah mereka mulai mematuhi undang-undang Rusia," kata Roskomnadzor.

Meskipun pihak berwenang mengatakan hanya panggilan suara di platform tersebut yang dibatasi, pengguna di Rusia juga melaporkan bahwa panggilan video juga terdampak.

Sejak Perang Rusia-Ukraina 2022 Rusia Kontrol Ketat Internet

Ilustrasi/Foto: pexels.comIlustrasi/Foto: pexels.com

Sejak awal invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Moskow telah memperluas kendali atas wilayah internet Rusia. Badan keamanan sering mengklaim bahwa Ukraina menggunakan Telegram untuk merekrut orang atau melakukan tindakan sabotase di Rusia.

Pemerintah Rusia mengadopsi undang-undang bulan lalu yang menghukum pengguna daring karena mencari konten yang dianggap ilegal oleh pihak berwenang.

Rencana juga telah disusun untuk menggantikan layanan pesan populer dengan aplikasi domestik Rusia bernama Max, yang dikhawatirkan para kritikus akan memungkinkan pihak berwenang mengakses data.

Ini Respon WhatsApp

Seorang juru bicara WhatsApp mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa aplikasi pesan terenkripsi tersebut "menentang upaya pemerintah untuk melanggar hak rakyat atas komunikasi yang aman, itulah sebabnya Rusia berusaha memblokirnya dari lebih dari 100 juta orang Rusia".

Dalam pernyataan yang dikirimkan kepada kantor berita AFP, Telegram menyatakan bahwa mereka "secara aktif memerangi penyalahgunaan platformnya, termasuk seruan untuk sabotase atau kekerasan, serta penipuan", dan menghapus "jutaan konten berbahaya setiap hari".

Telegram, yang dikembangkan oleh pengusaha teknologi Rusia Pavel Durov, menghadapi tuduhan lama di beberapa negara, termasuk Rusia, karena tidak melakukan tindakan yang memadai terhadap pengguna kriminal.***

Sumber: Al Jazeeram Kantor Berita

Tag Rusia Batasi WA dan Telegram

Terkini