Sederet Pahlawan Diklaim Keturunan Habib, Begini Faktanya
Nasional

Prof Anhar Gonggong menjawab sejumlah klaim dari Ba'alawi tentang sejarah pahlawan dan kemerdekaan Indonesia.
Ahli sejarah itu menjawab klaim itu dalam kanal youtube Roma Irama “Menanggapi Pengklaiman Sejarah Oleh Oknum Habib”
Berikut sejumlah klaim segelintir oknum Ba'alawy terkait pahlawan dan kemerdekaan Indonesia yang disampaikan Rhoma Irama. Anhar Gonggong membantah semua klaim itu. Berikut sebagian tanya jawab Rhoma Irama bersana Anhar Gonggong.
Baca Juga: Adik Kandung Rhoma Irama, Herry Irama Tutup Usia
1.Benarkah bendera merah putih berasal dari ide Ba’alawy ?
Sebelum menjawab pertanyaan Rhoma itu, Anhar menjelaskan latar belakangnya pernah bekerja sekitar 10-an tahun di Departemen Sosial dalam tim peneliti calon-calon pahlawan nasional.
“Bendera merah putih dia (Ba’alawi) yang melahirkan, pasti bohong,” katanya.
Baca Juga: "Andai Ku Tahu-Laa Illaha Illallah": Ungu dan Rhoma Irama Bersatu
Ini karena Muhammad Yamin sudah menulis buku yang berjudul 6.000 Tahun Sang Merah Putih. Tebalnya sekitar 600 halaman dengan fakta-fakta yang secara historis bisa dipercaya.
"Kalau berbicara tentang sejarah, pembenaran sejarah terletak pada sumber yang digunakan. Jadi kalau sumbernya bohong ya bohong. Semua fakta-fakta sejarah yang ditulis ada sumbernya secara jelas kemudian diinterpretasi secara jujur. Jadi bagi seorang sejarawan ininya cerdas ininya juga cair. Cerdas dan jujur," paparnya.
Anhar menegaskan bahwa ide bendera merah putih berasal dari Muhammad Yamin. Yamin diketahui sebagai ahli sejarah dan menulis banyak buku.
2.Benarkah Pangeran Diponegoro diklaim nasabnya menjadi keturunan dua klan Habib?
Selain Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol juga diakui keturuan Habib. Begitupun Tjoet Nyak Dhien dan Teuku Umar dan pahlawan lain diklaim keturunan habib.
Anhar menjawab klaim itu. "Enggak ada itu. Enggak usah dilanjutkan. Diponegoro, ini, ini, ini, itu pasti berdasarkan yang saya tahu, berdasarkan hasil penelitian saya, itu pasti bohong. Pasti bohong," ujarnya.
Ia mengakui itu pendapatnya sebagai seorang sejarawan yang bukan hanya membaca tetapi juga tahu berbagai sumber dan penelitian.
"Jadi kalau Imam Bonjol dikatakan sebagai Ba'alawi ya ketawa saja saya. Diponegoro dikatakan seperti itu ya ketawa saja," katanya. Ia yakin semua pahlawan nasional itu keturunan pribumi.
3.Benarkah Bung Karno dan Bung Hatta izin kepada Habib Ali Kwitang untuk proklamasi kemerdekaan?
"Bohong. Pasti bohong. Soekarno sudah memikirkannya berpuluh-puluh tahun. Dia berjuang sekian puluh tahun dan dalam situasi yang demikian rumit," katanya.
Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah. Pada 15 Agustus berita itu sampai ke Indonesia bahwa Jepang sudah kalah. Nah, kelompok pemuda seperti Syahrir mendesak Bung Karno dan Bung Hatta segera membacakan proklamasi kemerdekaan lewat radio.
Bung Karno dan Bung Hatta tidak mau. Karenanya, kedua tokoh itu diculik ke Rengasdengklok. Dari Rengasdengklok, keduanya dibawa ke Rumah Laks Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1. Jadi tidak pernah ke Kwitang.
Yang menulis dan membacakan teks Proklamasi ialah Soekarno. Namun, kalimatnya dari Bung Hatta.