Sekolah Rakyat segera Diluncurkan, Para Siswa akan Jalani Tes DNA
Daerah

Program Sekolah Rakyat segera diluncurkan. Direncanakan peresmian 14 Juli mendatang di 63 titik Lokasi. Sementara 37 titik lainnya masih dalam penyelesaian infrastruktur, ditargetkan beroperasi akhir Juli ini.
Menurut Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), langkah awal yang dilakukan adalah menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan dan tes DNA gratis bagi calon siswa, lewat simulasi yang dimulai Rabu (9/7/2025) di Sentra Handayani, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.
“Hari ini kita mulai dengan cek kesehatan, lalu nanti ada tes DNA yang bisa membantu mengetahui minat dan bakat anak secara personal,” kata Gus Ipul dalam konferensi pers di lokasi kegiatan, Rabu (9/7/2025).
Penggunaan Teknologi Berbasis Kecerdasan Buatan (AI)
Tes DNA yang dimaksud bukan untuk identifikasi kriminal atau keturunan, melainkan penggunaan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memetakan potensi siswa. Metode itu dikembangkan oleh Pendiri ESQ. corp, Ary Ginanjar Agustian, bersama tim dari Institut Agama Islam (IAI), dan disediakan secara gratis khusus untuk Sekolah Rakyat.
“Dengan tes ini, guru akan lebih mudah mengarahkan siswa sesuai minat dan kemampuannya. Ini pendekatan yang sangat personal,” jelas Gus Ipul.
Selain itu, seluruh siswa juga menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Jika ditemukan penyakit menular atau kondisi medis lainnya, siswa akan diberi perawatan hingga sembuh, dan diperbolehkan kembali ke sekolah kapan saja.
Pilot Project Nasional
Guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik, lanjut Mensos, sudah melalui pembekalan intensif. Bahkan nantinya, para guru akan menerima arahan langsung dari Presiden.
Menurutnya, program itu menjadi pilot project nasional dan bagian dari arahan Presiden untuk menyediakan pendidikan inklusif bagi semua lapisan masyarakat. “Ini bukan hanya untuk siswa yang butuh orientasi. Gurunya, kepala sekolahnya, bahkan saya sendiri sebagai menteri, harus terus belajar dalam program ini,” imbuhnya.
“Kami butuh pengawasan dan dukungan publik. Kalau ada kekurangan, tolong beri masukan. Ini program baru dan pasti ada ruang perbaikan,” ucap Gus Ipul, mengajak media dan masyarakat untuk turut serta mengawal jalannya Sekolah Rakyat.
Dengan pendekatan berbasis potensi, layanan kesehatan, dan orientasi karakter, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi solusi alternatif pendidikan yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membina manusia Indonesia seutuhnya.***