Forumterkininews.id, Jakarta – Ahli poligraf Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid mengungkapkan terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Kuat Ma’ruf, terindikasi berbohong ketika mengatakan tidak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
“Untuk indikasi kedua, Saudara Kuat yang dilakukan pemeriksaan pada tanggal 9 September adalah ‘Apakah kamu melihat Pak Sambo menembak Yosua?’ Jawabannya Saudara Kuat, tidak. Hasilnya bohong,†kata Aji ketika menyampaikan kesaksian sebagai saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Dalam penjelasannya, Aji mengungkapkan, Kuat menjalani dua kali tes poligraf. Adapun pertanyaan relevan dalam tes poligraf Kuat Ma’ruf yang pertama adalah apakah Kuat memergoki persetubuhan Putri Candrawathi dengan Yosua.
“Dia jujur dia tidak memergoki. Tidak melihat,†ucap Aji.
Adapun skor yang diperoleh Kuat Ma’ruf pada pemeriksaan poligraf pertama adalah positif 9. Kemudian pada pemeriksaan kedua adalah minus 13. Skor minus menunjukkan yang terperiksa terindikasi berbohong atau deception indicated. Sedangkan skor positif menunjukkan yang terperiksa tidak terindikasi berbohong atau no deception indicated (NDI).
Aji mengungkapkan bahwa akurasi tes poligraf memiliki ambang batas terendah sebesar 93 persen. Kemudian 7 persen sisanya tergantung keahlian seorang pemeriksa. Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya, belum ada yang pernah memanipulasi pemeriksaan poligraf.
Sejak tahun 1960-an, kata Aji, hanya 4 sampai 5 orang yang lolos tes poligraf dari jutaan pemeriksaan.
“Pengalaman kami, belum ada yang pernah memanipulasi pemeriksaan poligraf,†ujarnya pula.