Sering Dipakai, Benarkah Odol Bisa Menangkal Efek Gas Air Mata? Ini Penjelasan Medisnya
Fenomena penggunaan pasta gigi atau odol untuk melawan gas air mata kembali ramai diperbincangkan usai aksi unjuk rasa yang makin bergejolak di sejumlah wilayah di Indonesia.
Banyak demonstran terlihat mengoleskan odol di sekitar mata, dengan keyakinan cara itu dapat mengurangi rasa perih dan efek iritasi. Namun, apakah benar metode ini ampuh?
Gas air mata sendiri mengandung berbagai zat kimia, di antaranya potasium nitrat, sukrosa, hingga O-chlorobenzalmalononitrile.
Baca Juga: Menteri Keuangan Dipukuli Massa Gen Z, Bukan di Indonesia Tapi di Nepal
Zat inilah yang memicu keluarnya air mata berlebihan, pandangan kabur, hingga iritasi kulit. Bahkan, pada orang dengan kulit sensitif, paparan bisa memicu luka bakar ringan.
Meski diyakini sebagian orang, dokter menyebutkan bahwa kandungan pasta gigi sama sekali tidak berkaitan dengan zat di gas air mata. Odol umumnya terdiri dari kalsium karbonat, dikalsium fosfat, hingga magnesium trisilikat, yang tidak bisa menetralisir gas kimia tersebut. Artinya, penggunaan odol di sekitar mata tidak efektif untuk mengatasi gas air mata.
Baca Juga: Viral Lucinta Luna Berorasi di Depan Para Pendemo DPR/MPR, Netizen: Ini Baru Laki
Menariknya, ada juga yang menggunakan odol di sekitar mata saat terjadi penyemprotan gas air mata dengan tujuan pemakaian bukanlah untuk menangkal efek gas. Justru sebaliknya, odol digunakan untuk merangsang keluarnya air mata agar racun bisa ikut terbuang.
Dari sisi medis, cara ini dianggap berisiko karena odol tidak dibuat untuk kontak langsung dengan kulit sensitif, apalagi area mata. Alih-alih meredakan, odol bisa menimbulkan iritasi tambahan, bahkan berpotensi merusak mata.
Rifky Al Habsyi pakai odol di bawah mataakibat gas air mata yang terbawa angin
Jadi, penggunaan pasta gigi tidak disarankan sebagai solusi menghadapi gas air mata. Penggunaan odol untuk melawan gas air mata adalah mitos yang tak perlu ditiru.
Menurut dr. Wisnu Pramudito D. Pusponegoro dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, seperti dikutip dari Halodoc, Jumat (29/8/2025), gas air mata bekerja setelah terhirup, bukan hanya kontak dengan mata.
Efeknya akan mengiritasi selaput lendir pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Karena itu, cara paling efektif adalah melindungi pernapasan dan segera menjauh dari sumber gas.
Ada beberapa langkah medis yang direkomendasikan untuk menghadapi paparan gas air mata.
- Gunakan gas mask atau masker khusus untuk melindungi saluran pernapasan.
- Kenakan safety goggles atau kacamata pelindung agar mata tidak langsung terpapar.
- Jika hanya ada masker biasa dan kacamata hitam, tetap bisa digunakan untuk mengurangi risiko.
Kacamata pelindung untuk melindungi dari gas air mata. (Pexels)
Bila sudah terlanjur terkena, segeralah cuci mata dan wajah dengan air bersih mengalir selama 10 menit. Alternatif lain adalah menggunakan air garam steril (cairan infus) untuk membilas mata. Setelah itu, lepaskan pakaian dan benda-benda yang terpapar gas, lalu mandi menggunakan air dingin.
Hal lain yang perlu diingat adalah jangan mengucek mata ketika terasa perih. Mengucek hanya akan memperparah iritasi dan membuat zat kimia semakin menyebar. Lebih baik pejamkan mata beberapa saat sambil mencari tempat aman untuk memulihkan kondisi.
Meski lazim dilakukan di lapangan, cara ini tidak terbukti efektif secara medis, bahkan bisa berbahaya. Perlindungan yang tepat tetap mengandalkan alat pelindung diri, menjauh dari sumber gas, serta melakukan perawatan darurat dengan air bersih.