Siapa Muhammad Ainul Yakin? Pria Viral yang Ancam Pegawai Trans7
Nama Muhammad Ainul Yakin Simatupang mendadak menjadi bahan perbincangan nasional setelah video orasinya di depan kantor Trans7 viral.
Dalam rekaman itu yang tersebar di akun Instagram @jakarta24jam.id, dia terdengar mengeluarkan ancaman keras terhadap pegawai stasiun televisi tersebut, yang kemudian menimbulkan gelombang reaksi publik.
Latar Belakang Akademik dan Jabatan Strategis
Baca Juga: Tempuh Jalur Hukum Atas Tayangan Trans7, PBNU: Menghina Pesantren
Muhammad Ainul Yakin saat orasi. [Instagram]Tak banyak yang tahu, Ainul Yakin bukan sosok sembarangan. Ia adalah Ketua GP Ansor DKI Jakarta, organisasi kepemudaan yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Komisaris PT Transjakarta, salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Di luar itu, Ainul juga dikenal sebagai tenaga ahli di Kementerian Agama serta politisi Partai Golkar. Ia memiliki gelar doktor di bidang ilmu Al-Qur’an dan aktif dalam organisasi mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak muda.
Baca Juga: Video Viral Bu Guru Salsa, Sudah Klarfikasi di TIkTok Mengaku Korban
Orasi yang Picu Polemik
Kisruh bermula ketika Ainul Yakin menyampaikan orasi di depan kantor Trans7. Ia menilai salah satu tayangan televisi tersebut telah menghina ulama dan kiai NU, sesuatu yang menurutnya tidak bisa ditoleransi.
Dalam pidatonya, Ainul berbicara dengan nada tinggi, menyebutkan bahwa kader Banser akan berada di garis depan membela kehormatan ulama NU.
Namun, yang kemudian memicu kontroversi adalah kalimat ancaman yang disampaikan secara eksplisit:
“Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian seperti kader Banser menggorok PKI. Halal darah kalian apabila mengolok-olok ulama Nahdlatul Ulama.”
Pernyataan tersebut cepat menyebar di berbagai platform digital dan memicu kecaman dari masyarakat, terutama karena dinilai mengandung unsur ancaman kekerasan terhadap pekerja media.
Reaksi PT Transjakarta dan Pihak Terkait
Ketua GP Ansor DKI Jakarta, Muhammad Ainul Yakin. [Instagram]Pihak PT Transjakarta segera merespons dengan melakukan klarifikasi internal. Mereka menegaskan bahwa pernyataan Ainul Yakin merupakan pandangan pribadi, bukan mewakili institusi.
Transjakarta juga memastikan akan meninjau kembali aspek etika jabatan dan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang harus dijaga oleh setiap komisaris.
Sementara itu, beberapa pihak menyerukan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Agama turut mengambil langkah tegas mengingat posisi Ainul yang juga merupakan pejabat publik.
Gelombang kritik datang dari berbagai kalangan, termasuk aktivis kebebasan pers, organisasi jurnalis, hingga warganet.
Banyak yang menilai bahwa ancaman kekerasan, apapun konteksnya, tidak bisa dibenarkan, terlebih jika disampaikan oleh seseorang yang menduduki jabatan publik.
Di sisi lain, sebagian pendukung Ainul Yakin menilai ucapannya hanyalah bentuk kemarahan spontan akibat rasa cinta terhadap ulama NU yang dianggap dilecehkan oleh media.
Kasus ini kini menjadi sorotan nasional karena menyangkut kebebasan berekspresi, etika pejabat publik, dan tanggung jawab moral.
Apapun hasil klarifikasi nanti, video orasi Muhammad Ainul Yakin telah menjadi peringatan bagi pejabat publik bahwa setiap ucapan di ruang publik dapat berdampak luas dan permanen di era digital.