Sisi Kelam Sejarah Hari Valentine, Diduga Berawal Dari Tradisi Berdarah
Lifestyle

Setiap tanggal 14 Februari, masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia, merayakan Hari Valentine atau hari kasih sayang.
Di Hari Valentine ini, semua orang, utamanya muda-mudi, mengungkapkan rasa kasih sayang dengan dengan berbagai cara.
Beragam cara yang dilakukan untuk ungkapkan kasih sayang di Hari valentine, mulai dari memberikan bunga, cokelat atau mengajak kencan di tempat yang romantis.
Baca Juga: Wicky Victor Olindo dan Yunita Siregar Menikah, Ini Deretan Selebriti yang Ucapkan Selamat
Namun ternyata, Hari Valentine tak melulu soal kasih sayang. Jika melihat sejarahnya, ada sisi kelam yang menyertainya.
Hari Valentine diduga berasal dari sebuah festival berdarah dan mengerikan, yang bernama Lupercalia.
DIkutip dari berbagai sumber, disebutkan Lupercalia adalah sebuah festival yang dilakukan oleh kaum pagan kuno, yang dilakukan setiap tanggal 15 Februari sejak 6 abad sebelum masehi.
Baca Juga: Deretan Film, Sinetron dan FTV yang Pernah Dibintangi Yunita Siregar, Istri Wicky Victor Olindo
Dan ada sejumlah sejarawan yang meyakini, hari valentine merupakan bagian dari festival Lupercalia.
Namun bedanya, Lupercalia adalah festival yang di dalamnya dipenuhi dengan kekerasan, seksualitas, perjodohan, hingga pengorbanan hewan.
Hal ini nampaknya berkaitan dengan awal mula tujuan diadakannya festival Lupercalia, yakni untuk menangkal roh jahat dan melawan ketidaksuburan.
Sejarawan dari University of Colorado di Boulder, Noel Lenski mengatakan, orang-orang yang ikut dalam festival Lupercalia dalam kondisi mabuk dan telanjang.
"Para wanita muda akan berbaris dan para pria memukuli mereka," ujar Lenski.
Tradisi itu dipercaya dapat membuat para perempuan menjadi subur.
Dan yang lebih mengerikan, lanjut Lenski, perjodohan yang dilakukan dalam festival itu diadakan dalam bentuk lotre.
Seorang pemuda mengambil nama seorang perempuan dalam sebuah wadah. Setelah itu, pasangan tersebut akan dinikahkan saat festival berlangsung.
Karena sejarah kelam inilah, banyak pakar injil modern yang memperingatkan orang Kristen untuk tidak ikut merayakan hari valentine.
Hal itu disebabkan mereka menganggap akar dari hari kasih sayang ini merupakan ritual pagan Lupercalia yang mengerikan.
Bahkan, warna merah pada bunga mawar merah, yang sering dijadikan simbol kasih sayang di hari valentine, juga sering disamakan dengan darah hewan kurban Lupercalia.
Sedangkan warna putih pada bunga mawar putih pada valentina, juga sering dihubungkan dengan susu yang digunakan untuk membersihkan darah.
Meski begitu, layaknya tradisi kuno lainnya, masih ada sejumlah ketidakjelasan informasi mengenai asal usulnya.