Situasi Memanas AS Vs Rusia! Trump Perintahkan Dua Kapal Selam Nuklir AS ‘Parkir’ Lebih Dekat ke Rusia

Situasi memanas antara AS-Rusia, dipicu pernyataan provokatif mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia yang mengejek Presiden Donald Trump secara terang-terangan di X (twitter).

Ia menyebut, "setiap ultimatum baru merupakan ancaman dan langkah menuju perang."

Pernyataannya itu ditujukan kepada Trump yang meminta agar Rusia menghentikan serangannya ke Ukraina dan masuk ke perundingan perdamaian kedua negara. Sebelumnya Trump memberi waktu 50 hari. Namun melihat Rusia tidak ada tanda-tanda upaya perdamaian, sebalinya malah makin agresig, Trump pun memperpendek waktunya menjadi 10-12 hari yang akan habis pada pekan mendatang.

Tapi itu pun tidak digubris Rusia. Sebaliknya malah Medvedev melancarkan kata-kata kasar pada Trump.

Trump Jawab Serangan Medvedev dengan Dua Kapal Selam Nuklir

Merasa disepelekan, tak menunggu lama, menjawab serangan Medvedev, Trump pun memerintahkan dua kapal selam nuklir AS di dekat Rusia.

"Saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu," tulis Trump di Truth Social, Jumat, tanpa mengungkapkan lokasi kapal-kapal tersebut, dilansir New York Post.

Foto: tangkap layar DRM News

"Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satu contohnya," tambahnya.

Trump telah mengancam Rusia dengan sanksi sekunder jika Moskow tidak menghentikan perang yang sedang berlangsung di Ukraina pada 8 Agustus.

Medvedev: Rusia bukan Israel atau Iran

Presiden Donald Trump- Dmitry Medvedev,Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia/Foto: tangkap layer YouTube MIRROR NOW

Medvedev menulis dalam postingannya bahwa Trump "harus mengingat dua hal" saat ia mengeluarkan ancamannya terhadap Moskow — bahwa "Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran" dan bahwa "setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri."

"Jangan terjebak di jalan Sleepy Joe!" ejek Medvedev.

Mantan presiden Rusia itu sering melontarkan pernyataan agresif di media sosial dan kurang diplomatis terhadap AS dibandingkan Putin dalam komentar publiknya.***

Sumber: New York Post, Daily Mail, sumber lain