Rusia Jawab Tantangan Trump dengan Merudal Ukraina, Dmitry Medvedev: Rusia bukan Israel atau Iran!
Nasional

Ancaman Presiden Donald Trump pada Rusia akan mengenakan saksi berat pada Rusia yang terkesan mengulur-ulur waktu penghentian perang Rusia-Ukraina, mendapat balasan tidak kalah keras dari negara itu. Yang menjawab bukan Presiden Putin tapi Dmitry Medvedev, Wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.
Dmitry Medvedev, yang juga mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia, menyebut tantangan Trump sebagai eskalasi yang berbahaya. Ia berujar, Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri. Jangan terjebak dalam situasi yang menyedihkan!" Tegasnya.
Baca Juga: Presiden Trump Sebut Tindakan Militer Rusia di Ukraina 'Menjijikkan'
Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia/Sumber: India Today
Dan apa yang diucapkan Medvedev terbukti. Beberapa jam setelah Trump meminta Rusia mengakhiri perang dalam 10 hari, Rusia meluncurkan serangkaian rudal ke Ukraina yang menewaskan 20 orang, termasuk 16 orang dalam serangan di penjara, tulis Daily Mail.
Ancaman Trump Dijawab Rusia dengan Merudal Ukraina
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina segera Berakhir? Putin akan Bertemu Trump dalam Waktu Dekat
Rusia merudal Ukraina/Foto: Telegram
Pejabat Ukraina mengkonfirmasi kejadian itu. Menurutnya, setidaknya 22 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya luka-luka. Pengeboman terberat menghantam wilayah Zaporizhzhia, tempat delapan serangan dilakukan, termasuk satu yang menghantam sebuah penjara, menurut Ivan Fedorov, kepala administrasi militer wilayah tersebut.
"Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia: 50 hari atau 10 hari," tulis Medvedev di X. Medvedev selama perang skala penuh Moskow di Ukraina, dikenal sebagai sosok yang sangat agresif dalam lembaga keamanan Putin.
Rusia Tembak 74 Pesawat Nirawak Ukraina
Sementara itu GMA (Good Morning America) melansir, serangan lintas batas terus berlanjut. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menembak jatuh 74 pesawat nirawak Ukraina dalam semalam.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan 37 pesawat tanpa awak dan dua rudal ke negara itu semalam, di mana 32 pesawat tanpa awak berhasil dicegat atau diredam. Angkatan Udara mengatakan dua rudal dan lima pesawat tanpa awak menghantam tiga lokasi.
Di garis depan Oblast Zaporizhzhia di selatan Ukraina, Kementerian Kehakiman mengatakan serangan udara Rusia terhadap sebuah fasilitas pemasyarakatan menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 42 lainnya.
"Ini adalah kejahatan perang lain yang dilakukan Rusia, yang tidak akan berhenti kecuali mereka dihentikan," tegas Yermak di X.
Presiden Zelenskyy mengatakan, "Setiap pembunuhan rakyat kami oleh Rusia, setiap serangan Rusia, padahal gencatan senjata seharusnya sudah lama berlaku jika Rusia tidak menolak, semua ini menunjukkan bahwa Moskow pantas mendapatkan tekanan sanksi yang sangat keras, benar-benar menyakitkan, dan karenanya adil dan efektif," kata presiden dalam sebuah posting di Telegram.
Trump Frustasi
Rasa frustasi menghadapi Putin sudah mulai dirasakan Gedung Putih sejak beberapa bulan terakhir. Itu sebabnya Presiden Trump yang tadinya memberi waktu 50 hari untuk mencapai perdamaian, mengkoreksinya menjadi 10 hingga 12 hari.
"Saya kecewa dengan Presiden Putin, sangat kecewa dengannya," kata Trump kepada wartawan saat berkunjung ke Inggris. "Jadi kita harus melihat dan saya akan mengurangi 50 hari yang saya berikan kepadanya menjadi lebih singkat, karena saya rasa saya sudah tahu apa yang akan terjadi."
"Saya akan membuat tenggat waktu baru sekitar 10 atau 12 hari dari hari ini," kata Trump kemudian dalam konferensi pers. "Tidak ada alasan untuk menunggu."
"Saya ingin bermurah hati, tetapi kita tidak melihat kemajuan apa pun," tambah Trump. "Saya tidak tertarik untuk berbincang lagi. Dia bicara, kami berbincang dengan sangat baik, penuh hormat dan menyenangkan, lalu orang-orang tewas pada malam berikutnya di—dengan sebuah rudal yang menghantam sebuah kota."***dari berbagai sumber