Hukum

Soal Ledakan Amunisi yang Tewaskan 13 Orang, TB Hasanuddin: Akibat Kesalahan Prediksi Petugas

12 Mei 2025 | 22:52 WIB
Soal Ledakan Amunisi yang Tewaskan 13 Orang, TB Hasanuddin: Akibat Kesalahan Prediksi Petugas
Penampakan amunisi di Garut. [X]

Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus melakukan evaluasi total prosedur pengamanan terkait pemusnahan amunisi.

rb-1

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, husnul khotimah," kata TB Hasanuddin, Senin (12/5/2025), dilansir laman resmi DPR.

Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, insiden ini harus menjadi pembelajaran serius bagi semua pihak, meskipun secara teknis prosedur yang diterapkan telah sesuai standar operasional.

Baca Juga: DPR Harap Surpres Pergantian Panglima Diterima Sebelum Reses

rb-3

Mayjen TNI Purn TB Hasanuddin, Anggota Komisi I DPR RI/Foto: Instagram TB Hasanuddin

Menurutnya, lokasi peledakan yang berada di wilayah pantai sebenarnya telah memenuhi aspek keamanan dan ketentuan yang berlaku. Namun, Hasanuddin berpandangan pengawasan yang lebih ketat dibutuhkan agar masyarakat tidak dapat mengakses area berbahaya.

"Ke depannya, pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya," tegasnya.

TB Hasanuddin yang berpangkat Mayjen TNI Purn, menjelaskan lebih lanjut, amunisi yang diledakkan merupakan amunisi kadaluarsa yang secara teknis sudah tidak stabil. Menurutnya, peledakan pertama sebenarnya telah dirancang untuk menghancurkan seluruh amunisi, dan petugas meyakini proses itu telah tuntas.

Baca Juga: Satu Tersangka Pembunuhan Disertai Mutilasi di Mimika Masih DPO
Ambulan dikerahkan untuk mengangkut korban. [X]

Namun, ucapnya, sifat amunisi kedaluwarsa yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi menyebabkan ledakan susulan. Ia menduga ada keselahan prediksi dari petugas.

"Amunisi kedaluwarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," ujarnya.

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," tambahnya.

Untuk itu, TB Hasanuddin menekankan peristiwa ini harus dijadikan pelajaran untuk menyempurnakan prosedur pemusnahan amunisi tak layak pakai agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Sebagaimana diketahui, sebuah ledakan terjadi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) pagi. Sedikitnya 13 orang tewas di lokasi yang terdiri dari 4 orang personel TNI dan 9 orang sipil.

Ledakan terjadi saat berlangsungnya proses pemusnahan amunisi usang oleh unsur militer di area terbuka yang berada tak jauh dari bibir pantai selatan Garut. Pemusnahan amunisi tersebut merupakan bagian dari kegiatan rutin TNI untuk menyingkirkan bahan peledak yang telah melewati masa kedaluwarsa.

Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 09.30 WIB dan menggetarkan kawasan sejauh beberapa kilometer. Suara dentuman terdengar keras dan menggema, hingga membuat warga sekitar berhamburan ke luar rumah untuk mencari tahu sumber suara. Sejumlah saksi menyebut, tanah sempat bergetar ketika ledakan terjadi.

Terkait insiden ini, TNI akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut itu.***

Tag TNI Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut TB Hasanuddin

Terkait

Terkini