Sosok Jimmy Sugito Putra, Korban Carok dalam Pilkada Berdarah di Sampang Madura
Nama Jimmy Sugito Putra, sontak menjadi perhatian publik belakangan ini, termasuk di media sosial.
Hal itu lantaran Jimmy menjadi korban dalam aksi carok yang dilakukan sekelompok pendukung salah satu paslon Pilkada di Sampang, Madura.
Jimmy meregang nyawa terkena sabetan clurit beberapa waktu lalu, di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura, Jawa Timur.
Baca Juga: Jadwal Pilkada 2024 Belum Pasti, Harusnya Kapan Sih?
Kasus itu sempat menggegerkan dunia maya. Video aksi carok tersebut beredar luas di sejumlah akun media sosial.
Akibat peristiwa itu, tak sedikit yang bersimpati pada korban. Lantas seperti apakah sosok Jimmy Sugito Putra? Berikut ulasannya.
Jimmy Sugito Putra merupakan pendukung sekaligus saksi dari Paslon Cabub nomor urut 2, Slamet-Mahfudz.
Baca Juga: Edy Rahmayadi Rencananya Daftar Pilgub Sumut ke KPU pada 29 Agustus 2024
Selama ini ia dikenal sebagai sosok yang baik. Hal itu disampaikan oleh paman korban, Abu Sidik, saat ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Ia mengaku sangat mengenal sosok sang keponakan. Menurutnya, sejak kecil hingga menikah dan punya anak, Jimmy tak pernah menyusahkan orang lain.
Menurut Abu Sidik, keponakannya memiliki sifat tidak neko-neko terhadap orang lain, termasuk keluarga dan tetangganya.
"Keponakanan (korban) saya ini sangat ramah, adat sopan santun ke timuran yang diterapkan oleh keponakan saya ini," ujarnya pada awak media.
Abu Sidik menuturkan, pengakuan serupa juga ia dapati dari para tetangga Jimmy.
Menurut dia, para tetangga dan orang terdekat juga mengakui kalau Jimmy adalah sosok orang yang sangat baik.
Abu Sidik mengatakan, keponakannya bekerja sebagai petugas PLN. Dan Jimmy selalu siap melayani warga kapanpun dibutuhkan, meski tengah malam sekalipun.
"Pekerjaan keponakan saya, petugas PLN jadi saat ada panggilan dari atasan ke lapangan dia langsung menuju ke lokasi," terangnya.
Dan atas peristiwa yang menimpa Jimmy, Abu Sidik mewakili pihak keluarga berharap polisi bisa menangkap pelaku pembunuhan keponakannya itu.
Ia juga meminta agar pelaku diberi hukuman seadil-seadilnya karena telah menghilangkan nyawa orang lain.
"Insyallah kalau dari keluarga tidak akan melakukan tuntutan seperti balas dendam, karena kita orang berpendidikan," pungkasnya.