Sri Mulyani Mundur dari Kabinet Merah Putih Ternyata Hoaks, Ini Kejadian Sebenarnya

Video viral yand diklaim memperlihatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundurkan diri dari Kabinet Merah Putih ramai beredar di media sosial.

Dalam tayangan itu, Sri Mulyani tampak menyampaikan permintaan maaf di hadapan sejumlah orang, disertai teks narasi yang menyebut dirinya menyesal karena telah menghina para guru.

Baca Juga: Mengenal Anak Sri Mulyani, Dewinta Illinia yang Prestasi Akademiknya Mencengangkan

Tim FTNews.co.id pun menelusuri kebenaran video tersebut. Ternyata, video tersebut merupakan momen Sri Mulyani menangis terharu ketika memberi pidato penutup di rapat Pembicaraan Tingkat I RUU APBN 2025 bersama Badan Anggaran DPR RI pada 17 September 2024.

Selain itu, Sri Mulyani, di momen tersebut menjabat sebagai Menteri Keuangan di era Presiden Joko Widodo. Dia meminta maaf sekaligus berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya dalam mengelola keuangan negara.

Selanjutnya, Sri Mulyani berpesan agar APBN 2025 terus dikawal dengan baik.

Baca Juga: Jerome Polin Sindir Sri Mulyani Soal Gaji Rendah Guru dan Dosen

Pola Hoaks dan Dampaknya pada Publik

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Instagram @smindrawati)

Kasus penyebaran hoaks soal Sri Mulyani ini menambah panjang deretan informasi menyesatkan yang memengaruhi opini publik. Sebelumnya, sempat beredar pula potongan video yang secara keliru dikaitkan dengan pernyataannya tentang guru sebagai “beban negara”.

Faktanya, pernyataan tersebut telah diklarifikasi dan tidak sesuai dengan konteks yang sebenarnya. Fenomena hoaks dan manipulasi informasi semacam ini berbahaya karena dapat memicu keresahan dan kemarahan publik.

Waspada Narasi Provokatif

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Instagram @smindrawati)

Hoaks yang menyasar tokoh publik maupun pejabat negara kerap dimanfaatkan untuk menggiring opini, memprovokasi, hingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintah.

Masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam menerima informasi, terutama dari sumber tidak jelas di media sosial. Kasus hoaks Sri Mulyani menunjukkan bahwa arus informasi di era digital bisa memengaruhi tindakan nyata di lapangan.

Karena itu, penting bagi publik untuk mengedepankan verifikasi, menggunakan sumber berita kredibel, dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang belum tentu benar.