Studi Aneh: Minum Berlebihan di Masa Muda Tingkatkan Peluang Sukses di Masa Depan
Sebuah studi ‘aneh’ menentang anggapan selama ini ada, baru saja dipublikasikan. Disebutkan, minum berat mungkin bukan resep kegagalan seperti yang digambarkan di media populer. Studi terbaru menunjukkan bahwa minum berlebihan di masa muda dapat meningkatkan peluang kesuksesan di kemudian hari.
Dilansir New York Post, dalam buku barunya "The Beauty and Pain of Drugs," sosiolog Norwegia Willy Pedersen dari Universitas Oslo berpendapat bahwa minum bersama saat muda dapat membantu meredakan hambatan dengan bertindak sebagai pelumas sosial, lapor Times of London.
Pada gilirannya, hal ini membantu memajukan karier para pencinta minuman keras lebih cepat daripada rekan-rekan mereka yang tidak mabuk dan tertutup secara sosial.
Baca Juga: Studi: Terungkap Kenapa Waktu Terasa Berjalan Lebih Cepat
"Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa semua alkohol adalah semacam penanda sosialitas dan kebiasaan itu memiliki beberapa manfaat," ujarnya kepada media tersebut.
Teorinya mirip dengan film Denmark tahun 2020 "Another Round" di mana empat guru SMA membuat perjanjian untuk menjaga kadar alkohol dalam darah tertentu setiap saat berdasarkan teori bahwa mabuk terus-menerus dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Ilustrasi [Foto: Pavel Danilyuk, pexels.com]Memantau Kebiasaan Minum 3.000 Orang Norwegia
Baca Juga: Komplotan Polisi Gadungan Dibekuk Jajaran Polsek Kalideres
Untuk membuktikan bahwa minuman keras dapat membantu melancarkan roda keberuntungan, profesor dan rekan-rekannya menghabiskan 18 tahun memantau kebiasaan minum lebih dari 3.000 orang Norwegia berusia 13 hingga 31 tahun.
Mereka menemukan bahwa mereka yang mulai mengonsumsi alkohol secara berlebihan di akhir usia belasan dan awal dua puluhan memiliki tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih tinggi daripada mereka yang berpantang atau hanya sedikit mengonsumsi alkohol.
"Ada korelasinya," tegas Pedersen. "Temuan statistiknya cukup kuat, jadi jelas signifikan."
Untuk mengilustrasikan poinnya, Pedersen mengutip Bullingdon Club di Universitas Oxford, sebuah organisasi minum khusus pria yang dikenal karena alumninya yang sangat sukses, termasuk mantan perdana menteri Inggris David Cameron dan Boris Johnson.
Tampaknya, mengonsumsi minuman beralkohol secara rutin selama masa pembentukan diri dapat membuat karier seseorang menua seperti anggur berkualitas.
Tentu saja, seperti yang diamati oleh Times of London, korelasi ini dapat dikaitkan—bukan dengan kebiasaan minum—melainkan karena banyak anggota kelompok peminum tersebut mungkin sudah berada di posisi ketiga.
Anak muda yang cepat meraih kesuksesan lebih bersedia dan mampu mengonsumsi grog secara berlebihan, terutama di Norwegia, di mana harga satu pint sangat mahal karena pajak yang tinggi.
Tidak Berlaku bagi Mereka yang Minum Sendirian
Dan meskipun minum-minum untuk acara sosial mungkin dikaitkan dengan kesuksesan yang lebih besar di masa mendatang, tidak ada bukti yang menunjukkan hal yang sama berlaku bagi mereka yang minum sendirian, Pederson memperingatkan.
Dampak Negatif pada Kesehatan
Sementara itu, Linda Granlund, direktur kesehatan masyarakat di Direktorat Kesehatan Pemerintah Norwegia, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol, bahkan dalam jumlah kecil—baik sendiri maupun bersama-sama—dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.
Sesuai dengan itu, ia merekomendasikan agar peminum berat maupun ringan mengurangi asupan alkohol mereka.
"Asupan yang lebih rendah berarti harapan hidup yang lebih tinggi dan risiko penyakit yang lebih rendah," ujarnya. "Setiap gelas yang Anda pilih untuk tidak diminum baik untuk kesehatan Anda."
Sayangnya, tren ini tampaknya bergerak ke arah yang berlawanan.
Studi menunjukkan bahwa anggota Generasi Z, yang secara historis dicap sebagai generasi yang cukup abstinen, meningkatkan konsumsi alkohol mereka seiring meredanya tekanan biaya hidup.
Sumber: New York Post, sumber lain