Tajir Melintir! Crazy Rich Indonesia Beli Hotel Mewah di Shanghai China

FTNews - Seorang crazy rich asal Indonesia dikabarkan baru saja membeli sebuah hotel mewah di kota Shanghai, China. Ia adalah Sukanto Tanoto yan merupakan salah satu orang terkaya di negeri ini.

Melansir data Forbes pada April 2023, harta Sukanto menembus US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 44,1 triliun.

Dengan kekayaannya yang fantastis itu lah, konon ia telah membeli sebuah aset properti berupa hotel mewah bernama Wanda Reign on the Bund.

Baca Juga: Satoru Ingin Tim U-17 Wanita Indonesia "Fight" dan Sundulannya Bagus

Hotel tersebut berada di Shanghai, China yang harganya berkisar miliaran dollar Yuan.

Tak cukup sampai di situ, sebelum kabar ia membeli hotel mewah terekspose pun, bahkan ia terlebih dulu membeli sebuah mal kelas atas di Singapura.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Negara Besar, Tidak Dapat Didikte Siapa Pun

Berita ini menjadi perbincangan nasional ketika perusahaan propertinya, Pacific Eagle Real Estate (RGE) memutuskan untuk membeli Tanglin Mal Singapura seharga 868 juta dollar Singapura atau setara dengan Rp9,5 triliun.

Menurut Daftar Populer, Tanglin Mall berada di pusat perbelanjaan Orchard Road Singapura dengan lokasi startegis. Wah, the real crazy rich, yaaa..!

Siapa Sukanto Tanoto?

Dengan jumlah harta yang amat banyak namun jarang muncul ke publik, siapa sih Sukanto Tanoto itu sendiri?

Melansir berbagai sumber, Sukanto Tanoto atau Tan Kang Hoo lahir pada 25 Desember 1949 di Belawan, Medan, Sumatera Utara. Ia merupakan keturunan Tionghoa dari orang tua yang berdarah asli Fujien, Tiongkok. Dan merupakan anak sulung dari 7 bersaudara.

Ia merupakan pengusaha Indonesia yang memulai usaha di industri pengolahan kayu milik sang ayah yang telah meninggal.

(Dok : SukantoTanoko.com)

Ia lalu belajar menjadi pengusaha otodidak dan tidak menyelesaikan pendidikan formal di bangku sekolah.

Saat berumur 17 tahun, ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah menengah atas untuk turut menggeluti dunia bisnis bersama ayahnya. Yang saat itu telah mengelola tiga perusahaan di Medan dan memasok suku cadang untuk perusahaan minyak dan gas.

Secara bertahap, Sukanto mendirikan bisnisnya sendiri dan memperluas bisnisnya dari hanya sekadar jual-beli sampai membangun jaringan pipa gas untuk perusahaan multinasional.