Nasional

Takhta Raja Nikel Berpindah, MBMA Tancap Gas di Ekosistem EV

15 Desember 2025 | 15:13 WIB
Takhta Raja Nikel Berpindah, MBMA Tancap Gas di Ekosistem EV
Raja Nikel Bergeser, Saham MBMA Meroket di Tengah Konsolidasi BUMN

Peta persaingan emiten nikel di pasar modal Indonesia terus mengalami dinamika. Istilah Raja Nikel yang selama ini identik dengan penguasa cadangan dan produksi besar mulai mengalami pergeseran.

rb-1

Kondisi ini dipicu oleh fokus pemerintah terhadap program hilirisasi serta pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Data terbaru hingga Desember 2025 menunjukkan munculnya pemain baru yang mencatatkan pertumbuhan signifikan, di saat emiten pelat merah justru memilih memperkuat posisi melalui konsolidasi strategis.

Baca Juga: Bukan Main! BAIC Mau Rilis Mobil Listrik Baru, Dijagokan Jadi Lawan Sepadan BYD Atto 3

rb-3

MBMA Melesat Berkat Fokus Rantai Pasok EV

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) tampil sebagai emiten yang paling mencuri perhatian dan kerap dijuluki sebagai raja nikel baru.

Pergeseran takhta ini tidak lepas dari strategi perusahaan yang terintegrasi penuh dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik.

Sepanjang tahun 2025, MBMA membukukan kinerja impresif dengan lonjakan volume penjualan bijih nikel mencapai 839 persen secara tahunan atau year on year (YoY).

Capaian tersebut mencerminkan agresivitas MBMA dalam memanfaatkan momentum transisi energi global dan meningkatnya kebutuhan bahan baku baterai EV.

Mbma Muncul Jadi Raja Nikel BaruMbma Muncul Jadi Raja Nikel Baru

Konsolidasi BUMN Perkuat Kendali Industri Nikel

Di sisi lain, pemain tradisional masih memegang peran penting sebagai tulang punggung industri nikel nasional. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tetap mempertahankan posisinya sebagai emiten kunci berkat kepemilikan cadangan nikel yang besar. Anak usahanya, PT Gag Nikel yang beroperasi di Raja Ampat, berkontribusi signifikan dengan menyumbang sekitar 16,7 persen dari total pasokan nikel Antam.

Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kini berada di bawah kendali MIND ID setelah proses divestasi rampung. Kepemilikan saham mayoritas oleh BUMN holding industri pertambangan tersebut menjadikan INCO bagian penting dari klaster nikel nasional yang dikuasai negara.

Prospek Saham Nikel Masih Menarik

Prospek cerah industri nikel seiring masifnya pengembangan kendaraan listrik turut mendorong minat investor terhadap saham-saham yang agresif melakukan hilirisasi.

Selain MBMA, sejumlah emiten lain diperkirakan masih memiliki peluang pertumbuhan seiring dukungan kebijakan pemerintah dan meningkatnya permintaan global terhadap produk turunan nikel.

Tag EVIndonesia RajaNikel SahamNikel MBMA ANTM INCO EkonomiBisnis

Terkait