Sumatera Utara

Tangani Kondisi Darurat di Sumatera, Pemerintah Gelar Rapat Terbatas Tingkat Menteri

27 November 2025 | 07:47 WIB
Tangani Kondisi Darurat di Sumatera, Pemerintah Gelar Rapat Terbatas Tingkat Menteri
Banjir di Sumatera mengakibatkan kerusakan jaringan listrik dan telekomunikasi, 8 meninggal. [Dok istimewa]

Bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatera setelah hujan ekstrem mengguyur kawasan tersebut pada 24–25 November 2025.

rb-1

Cuaca buruk itu memporak-porandakan permukiman warga dan infrastruktur di berbagai daerah. Sejumlah kabupaten dan kota terdampak mengalami kerusakan signifikan dan memicu jatuhnya korban jiwa.

Kondisi terkini menunjukkan dampak paling besar dirasakan oleh wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga. Ribuan keluarga terdampak dan puluhan warga dilaporkan meninggal maupun hilang. Operasi pencarian dan evakuasi masih terus berlangsung di sejumlah titik rawan.

Baca Juga: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Waspada Banjir dan Longsor

rb-3

Pemerintah Indonesia menggelar rapat terbatas lintas kementerian untuk membahas percepatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Pulau Sumatera.

“Betul, kita akan rapat tingkat menteri membahas bencana di beberapa wilayah, khususnya Sumatera, dengan beberapa gubernur dan bupati yang terdampak,” kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, Kamis (27/11/2025).

Baca Juga: Update Banjir di Sumatera Utara, 24 Warga Meninggal, Puluhan Luka-Luka

Rapat tersebut dijadwalkan berlangsung pukul 13.00 WIB di Ruang Pusdalops Graha BNPB, Jakarta Timur. Pertemuan akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno. Sejumlah kementerian teknis, pimpinan Basarnas, BNPB, BMKG, TNI/Polri, serta kepala daerah turut dijadwalkan hadir.

Forum ini digelar untuk mengevaluasi langkah-langkah darurat dan mempercepat dukungan logistik, evakuasi, serta pemulihan awal di wilayah terdampak.

Pratikno akan memimpin rapat level menteri untuk membahas tindakan terhadap bencana di Sumatera.Pratikno akan memimpin rapat level menteri untuk membahas tindakan terhadap bencana di Sumatera.

Evaluasi akan mencakup kebutuhan pengungsi, distribusi bantuan, hingga koordinasi lintas instansi. Pemerintah pusat menargetkan percepatan penanganan dalam beberapa hari ke depan.

Data Basarnas mencatat bahwa dampak signifikan terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah. Banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah kecamatan seperti Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang.

Lebih dari 1.902 keluarga terdampak, dengan 1.261 keluarga berasal dari Kecamatan Kolang. Basarnas mengonfirmasi satu keluarga beranggotakan empat orang meninggal akibat tertimbun longsor di Kolang.

Sementara di Kabupaten Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor melanda Aek Ngadol, Hutagodang, Garoga, Batuhoring, dan Hapesong Baru. Enam warga meninggal akibat banjir bandang dan tujuh warga terdampak longsor di Parsariran, Hapesong Baru.

Di Kota Sibolga, dampak paling signifikan terjadi di Kecamatan Sibolga Selatan. Delapan warga dinyatakan meninggal dunia dan 21 orang dilaporkan hilang berdasarkan laporan posko SAR hingga Rabu malam. Proses pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Cuaca ekstrem menyebabkan hujan, tanah longsor hingga banjir di sejumlah daerah di Sumatera.Cuaca ekstrem menyebabkan hujan, tanah longsor hingga banjir di sejumlah daerah di Sumatera.

Untuk mendukung penanganan pengungsi, Kantor SAR Nias memastikan sedikitnya tiga lokasi pengungsian telah beroperasi. Lokasi tersebut mencakup GOR Pandan di Tapanuli Tengah, gedung SMPN 5 Parombunan di Kota Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru dan beberapa titik pengungsian desa.

Basarnas menyebut seluruh unsur SAR gabungan telah dikerahkan untuk percepatan pencarian dan pertolongan. TNI/Polri, BPBD, Polairud, serta relawan setempat ikut terlibat dalam operasi.

BMKG menjelaskan bahwa bencana ini dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem yang terjadi bersamaan di perairan sekitar Indonesia. Bibit Siklon 95B di Selat Malaka meningkatkan pembentukan awan konvektif dari Aceh hingga Sumatera Utara.

Sementara Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu memperkuat hujan melalui pola belokan angin dan penarikan massa udara basah, sehingga memicu banjir dan longsor di wilayah tersebut.

Tag Bencana Alam Sumatera Utara Sumatera Banjir