Terumbu Karang di Dunia Alami Pemutihan dengan Skala Besar
Teknologi

FTNews - Pada bulan Maret lalu, sebuah insiden terjadi di Great Barrier Reef Australia. Para ilmuwan menemukan adanya pemutihan massal pada terumbu karang di sana.
Pemutihan atau coral bleaching  ini terjadi karena adanya kenaikan suhu air di laut.Â
Terumbu karang akan melepaskan alga-alga yang menempel pada tubuhnya sehingga terumbu karang akan terlihat berwarna putih.
Baca Juga: Hati-hati! Virus Brokewell Bisa Kuras Rekening
Melansir Reuters, satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) milik Coral Reef Watch Amerika Serikat melihat lebih jauh dampak dari kenaikan suhu air laut ini.Â
Mereka mengatakan setidaknya terdapat 54 negara dan teritori telah mengalami pemutihan pada terumbu karangnya sejak bulan Februari 2023.
“Lebih dari 54 persen dari area terumbu karang di lautan dunia mengalami pemutihan akibat tekanan dari pemanasan,†jelas Derek Manzello, Koordinator Coral Reef Watch.
Baca Juga: Bocah Temukan Bebek Karet di Pantai, Bukti Kejahatan Lingkungan
Pemutihan yang terjadi pada terumbu karang. Foto: canva
Pengumuman terkait pemutihan ini merupakan sebuah kerja sama dari NOAA dan juga International Coral Reef Initiative (ICRI). ICRI sendiri merupakan lembaga konservasi pendamping antarpemerintah global.
Untuk menyatakan permasalahan ini sebagai permasalahan global, pemutihan harus terjadi di tiga samudra, yaitu Atlantik, Pasifik, dan Hindia dalam kurun waktu 365 hari atau setahun.
Peluang Terumbu Karang untuk Kembali Pulih
Kejadian seperti ini telah terjadi sebelumnya, seperti pada tahun 1998, 2010, dan 2014-2017, yang juga bertepatan dengan siklus El Nino. Saat siklus ini terjadi, biasanya terjadi peningkatan pada temperatur di air laut.
Yang menjadi permasalahan, para ilmuwan khawatir jika terumbu karang-terumbu karang ini tidak dapat pulih kembali akibat dari panas yang berkepanjangan.
“Apa yang terjadi (saat ini) adalah sesuatu yang baru untuk kami, untuk sains,†ungkap Lorenzo Alvarez-Filip, ahli ekologi kelautan di National Autonomous University of Mexico.
“Kami belum dapat memprediksi seberapa stres pada terumbu karang,†jelasnya mengenai pemulihan terumbu karang yang selamat dari serangan panas.