Tuntut Soal Pengembangan AI, Sony Music Bisa Menang di Eropa

FTNews – Perusahaan label musik, Sony Music, baru saja mengeluarkan 700 surat peringatan ke terkait permasalahan penggunaan produknya dalam pengembangan artificial intelligence (AI). Bahkan, perusahaan seperti Google, Microsoft, dan OpenAI juga terseret ke dalam permasalahan ini.

Permasalahannya, untuk menggunakan lagu-lagu milik anak perusahaan Sony Group Corporation ini memerlukan izin. Pasalnya, mereka melarang penggunaan produknya untuk melatih, mengembangkan, dan menguangkan melalui AI tanpa seizinnya.

Sony Music juga telah menetapkan tenggat waktu untuk para perusahaan tersebut untuk menjawab surat peringatan yang mereka berikan. Jika tidak, mereka akan membawa permasalahan ini ke meja pengadilan, “sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku”.

Namun, terdapat sebuah kendala dalam proses penuntutan ini. Saat ini, masih belum jelas apakah perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan lagu-lagu dari Sony Music untuk pengembangan AI mereka.

Selain itu, saat ini masih belum ada landasan yang kuat dalam kasus ini, seperti berdasarkan peraturan-peraturan apa Sony Music dapat menuntut mereka. Sejauh ini, di Amerika Serikat (AS), masih belum ada peraturan yang mengatur langsung kasus ini. 

Kemungkinan, kasus ini dapat masuk ke dalam permasalahan hak cipta ataupun masuk ke dalam pengecualian penggunaan wajar dan “penyalinan sementara”. Namun, bisa lain cerita jika di pengadilan Uni Eropa (EU).

Undang-undang Tentang AI di EU

Ilustrasi peraturan yang mengatur AI. Foto: canva

Melansir BBC, Nana Nwachukwu, pengacara dari perusahaan AI Saidot, mengatakan bahwa permasalahan ini masuk ke dalam peraturan tentang hak cipta. Terutama, jika perusahaan tersebut benar-benar menggunakan produk Sony Music untuk melatih AI-nya.

Namun, ia mengatakan bahwa mereka dapat membawa kasus ini lebih jauh dengan hadirnya EU AI Act. “Undang-undang tersebut akan mengamanatkan bahwa semua model AI untuk tujuan umum. Harus mematuhi persyaratan dokumentasi dan transparansi yang ketat,” jelas Nwachukwu.

BACA JUGA:   Microsoft Bangun Komputer Komersial dengan Fitur AI

“Hal ini mencakup kewajiban untuk mengungkapkan kepada publik ringkasan rinci dari data pelatihan yang digunakan. Juga mematuhi penolakan pemegang hak cipta, dan memastikan bahwa semua penggunaan data mematuhi undang-undang hak cipta EU,” lanjutnya

Saat ini, EU sedang mengembangkan sebuah undang-undang untuk mengatur penggunaan AI di wilayahnya. Ini merupakan aturan komprehensif tentang AI yang pertama di dunia.

Dalam undang-undang tersebut, mereka membagi AI ke dalam tiga kategori risiko. Pertama, aplikasi dan sistem yang menimbulkan risiko, seperti penilaian sosial yang Pemerintah China terapkan. 

Kedua, aplikasi berisiko tinggi, seperti alat pemindai CV yang memberi peringkat pada pelamar kerja. Jika ingin menggunakan pengaplikasian ini, maka harus tunduk pada persyaratan hukum tertentu. Terakhir, mereka tidak akan mengatur aplikasi yang tidak secara eksplisit mereka larang atau terdaftar sebagai aplikasi berisiko tinggi.

Artikel Terkait

Live Streaming di Indonesia, Youtuber IShowSpeed Sampai Dibikin Nangis!

FT News - Seorang Youtuber asal Amerika Serikat (AS), IShowSpeed,...

Respon Polos Orang Indonesia saat Bertemu Youtuber Speed: Dia Siapa?

FT News - Youtuber Speed atau IShowSpeed sedang berkunjung...

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...