Update Longsor Banjarnegara: Tiga Jenazah Ditemukan, 25 Korban Masih Hilang
Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue - SAR) gabungan terus bekerja mencari puluhan orang yang diduga tertimbun material longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sejauh ini baru tiga korban ditemukan, semuanya dalam keadaan meninggal dunia. Salah satu di antaranya ditemukan Rabu (19/11/2025) pukul 14.20 WIB. Dengan temuan tiga jenazah ini, masih 25 korban hilang yang terus dicari.
BNPB mengungkapkan, Kamis (20/11/2025), misi akan dilanjutkan mulai dari operasi pencarian, pemantauan kondisi geologi, layanan posko, dukungan psikososial dan kesehatan, penanganan logistik, operasional dapur umum, pendampingan pengungsi, serta evaluasi harian.
Baca Juga: Profil dan Fakta Kakek Tarman yang Nikahi Gadis 24 Tahun, Mahar Cek Rp 3 Miliar Palsu dan Kini Kabur
Sebanyak 521 personel terlibat dalam penanganan darurat ini, terdiri dari unsur BNPB, BPBD Provinsi dan Kabupaten, TNI–Polri, tenaga kesehatan, dinas terkait, PMI, potensi SAR, relawan organisasi masyarakat dan komunitas, serta dukungan lintas daerah termasuk dari Klaten, Wonosobo, Kebumen, Jepara, Pekalongan, dan wilayah lainnya.
Tim Gabungan yang terdiri dari 521 personel berjuang menemukan para korban yang diduga tertimbun material longsor. Tercatat 25 orang masih hilang [Foto: BNPB]Pemerintah daerah terus berkoordinasi lintas lembaga untuk mempercepat proses pencarian, evakuasi, serta pemenuhan kebutuhan para penyintas.
Sebanyak 934 Warga Mengungsi di Lima Lokasi
Baca Juga: Tragedi Salat Idul Fitri di Pemalang! Pohon Tumbang Timpa Jamaah, Tiga Orang Disebut Tewas
Data posko penanganan darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Desa Pandanarum, tercatat jumlah penyintas yang mengungsi ada sebanyak 934 jiwa atau 335 KK, terdiri dari 454 laki-laki dan 480 perempuan.
Para pengungsi saat ini tersebar di lima lokasi, yaitu Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, Gedung Haji Desa Pringamba, Gedung Muhammadiyah, serta rumah kerabat atau saudara.
Kemudian dari hasil kaji cepat atas dampak kerusakan, diperoleh data sebanyak 182 unit rumah terdampak, dengan rincian 128 rusak ringan dan 54 rusak berat. Kerusakan juga terjadi pada infrastruktur desa meliputi jalan sepanjang ±800 meter, jaringan listrik, saluran irigasi 670 meter, bendung satu unit, dan infrastruktur irigasi perpipaan.
Penggalian material longsor dengan menggunakan alat berat [Foto: BNPB]Berikutnya sektor ekonomi yang terdampak mencakup hilangnya 5 ekor sapi, 125 ekor kambing, 14 unit warung, dan lahan pertanian. Pada sektor sosial, satu unit masjid mengalami kerusakan berat, sementara dua mushola mengalami kerusakan ringan atau terancam.
Kebutuhan mendesak bagi para penyintas saat ini meliputi popok balita, perlengkapan mandi, pakaian, susu dan makanan anak, hygiene kit, antiseptik, alas tidur, alat kebersihan, alat pelindung diri (sepatu boot, sarung tangan, dan kacamata keselamatan), serta layanan pendampingan psikososial.
BNPB segera memenuhi kebutuhan dasar tersebut, sebagaimana atas perintah Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto pada saat melakukan kunjungan ke lapangan kemarin, atau Selasa (18/11).
Hingga pada hari ini, berbagai upaya penanganan terus dimaksimalkan. Operasi pencarian dan pertolongan menggunakan alat berat dan metode manual menjadi prioritas utama.
Sejalan dengan itu, monitoring geologi dan kajian lokasi, pendampingan posko, layanan psikososial dan kesehatan, pengelolaan dapur umum dan logistik, pengaturan lalu lintas, proses pemakaman korban, serta rapat evaluasi harian juga menjadi rangkaian upaya penanganan.