Usai Paus Fransiskus Meninggal, Ini Dia Para Kandidat Utama Penggantinya di Vatikan

Nasional

Senin, 21 April 2025 | 21:00 WIB
Usai Paus Fransiskus Meninggal, Ini Dia Para Kandidat Utama Penggantinya di Vatikan
Ilustrasi Vatikan [ist]

Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, perhatian dunia Katolik tertuju pada konklaf yang akan memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

rb-1

Namun, sebelum memutuskan siapa yang akan menjadi paus berikutnya, akan digelar terlebih dahulu tradisi konklaf.

Tradisi konklaf yang berjalan selama 8 abad ini menjadi salah satu kegiatan penting untuk menentukan pemimpin Katolik Roma dan dunia. Istilah konklaf pertama kali digunakan Paus Gregorius X pada 1274.

Baca Juga: Pesan Paus Fransiskus: Jangan Lelah Ciptakan Perdamaian di Nusantara

rb-3

Konklaf biasanya dimulai antara 15 sampai 20 hari setelah meninggalnya Paus.

Penetapan waktu konklaf ditetapkan pada abad pertengahan karena butuh perjalanan berminggu-minggu ke Roma.

Selama konklaf, para kardinal akan ditempatkan di Kapel Sistina untuk memilih paus yang baru.

Baca Juga: Jokowi: Selamat Datang yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus

Selama konklaf, kardinal didampingi paling banyak dua asisten dan tidak boleh membawa alat komunikasi apa pun dan tidak boleh berkomunikasi keluar dengan siapa pun.

Setelah misa di Kapel Sistina, asisten kardinal diminta keluarga dan kapel pun dikunci. Para kardinal kemudian mengadakan pemilihan secara rahasia.

Syarat untuk menjadi paus adalah laki-laki Katolik yang sudah dibaptis dan berusia lebih dari 30 tahun.

Namun, syarat utamanya adalah paus harus dipilih dari mereka yang sudah menduduki jabatan tertinggi di Gereja Katolik, yaitu kardinal.

Menjadi kardinal, berarti dia harus melewati tahapan hierarki gereja dari paling bawah: diakon, imam, uskup.

Dibutuhkan 2/3 suara dari para kardinal (Dewan Kardinal) pemilih yang berumur kurang dari 80 tahun untuk memilih paus baru.

Selama pemilihan, para kardinal akan diberikan kertas putih yang atasnya tertulis 'Eligo in summun pontificem', dan akan menulis nama kardinal yang ingin dipilih.

Setelah diisi, para kardinal akan membawa kertas itu untuk dimasukkan ke dalam kotak yang disediakan di depan altar.

Di akhir pemilihan, kertas itu akan dibakar dengan ditambahkan bahan kimia yang akan mengeluarkan asap.

Narasi bermunculan sejak beberapa waktu lalu. Para pengamat mengatakan, beberapa kardinal tingkat tinggi dari sejumlah negara muncul sebagai kandidat utama dan berpeluang kuat menjadi paus berikutnya.

Berikut adalah beberapa kandidat utama yang disebut-sebut memiliki peluang besar untuk menjadi Paus berikutnya

1. Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina

Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina

Dikenal sebagai "Paus Fransiskus dari Asia", Tagle berusia 67 tahun dan memiliki pandangan progresif serta pendekatan pastoral yang inklusif.

Ia pernah menjabat sebagai kepala Kongregasi untuk Evangelisasi Umat dan dianggap representatif dari pertumbuhan Katolik di Asia, khususnya Filipina.

2.Kardinal Pietro Parolin dari Italia

Kardinal Pietro Parolin dari Italia

Kardinal Pietro Parolin (70) merupakan salah satu petinggi Vatikan yang cukup berpengalaman, dengan peluang 4:1 di bursa pencalonan.

Ia mengemban tugas sebagai Sekretaris Negara Tahta Suci Vatikan sejak 2013, dan memiliki peran besar dalam hubungan diplomatik besar, termasuk negosiasi sensitif dengan pemerintah China dan Timur Tengah.

Parolin dipandang sebagai kandidat teologis moderat, seseorang yang dapat memberikan stabilitas sambil tetap mempertahankan beberapa reformasi Paus Fransiskus.

Hubungannya yang erat dengan birokrasi Vatikan membuatnya menjadi pesaing kuat bagi mereka yang mendukung keberlanjutan.

3.Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson dari Ghana

Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson dari Ghana

Berusia 76 tahun, Turkson memiliki pengalaman luas di Vatikan dan dikenal karena fokusnya pada keadilan sosial. Ia berpotensi menjadi Paus pertama dari Afrika.

Sebagai mantan Kepala Departemen untuk Mendorong Pembangunan Manusia Integral, Turkson cukup vokal membahas sejumlah isu global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan keadilan ekonomi.

Sebelumnya paus dari Afrika adalah Paus Gelasius, yang menjabat dari tahun 492 hingga 496 M.

4.Kardinal Peter Erdo dari Hungaria

Kardinal Peter Erdo dari Hungaria

Sebagai tokoh konservatif berusia 72 tahun, Erdö menentang beberapa kebijakan progresif Paus Fransiskus.

Pemilihannya dapat menandakan pergeseran arah yang lebih konservatif dalam Gereja Katolik.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Dewan Konferensi Uskup Eropa dan telah menekankan ortodoksi teologis.

Bagi mereka yang ingin kembali ke konservatisme Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI, Erdő akan mewakili pergeseran besar dari pendekatan Paus Fransiskus.

5.Angelo Scola dari Italia

Angelo Scola dari Italia

Kardinal Angelo Scola (82) memiliki peluang 8:1 di bursa calon paus. Ia merupakan kandidat lama paus, yang juga pernah menjadi calon Paus saat konklaf tahun 2013, yang akhirnya memilih Paus Fransiskus.

Mantan Uskup Agung Milan ini memiliki akar teologis yang dalam dan menarik bagi mereka yang mendukung Gereja yang lebih tersentralisasi dan hierarkis.

Tag Paus Fransiskus Vatikan katolik Paus Fransiskus Meninggal Pengganti Paus Fransiskus

Terkini