Uskup Agung Jakarta Kagum Kesederhanaan Paus Fransiskus, Tinggal Bersama Pelayan-pelayan Vatikan

Nasional

Senin, 21 April 2025 | 21:51 WIB
Uskup Agung Jakarta Kagum Kesederhanaan Paus Fransiskus, Tinggal Bersama Pelayan-pelayan Vatikan
Paus Fransiskus hadir di hadapan umat dan memberi berkat pada Paskah, Minggu (20/4/2025)/Foto: Vatikan News

Uskup Agung Jakarta, Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo menceritakan kesederhanaan Paus Fransiskus semasa menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik serta Kepala Negara Vatikan.

rb-1

Salah satu yang menyita perhatian Kardinal Suharyo ketika Paus Fransiskus tinggal di Casa Santa Marta bersama pelayan-pelayan di Vatikan.

Menurut Kardinal Suharyo, hal itu bukan semata-mata soal tempat tinggal, melainkan sebuah upaya untuk mengubah wajah Gereja agar lebih melayani.

Baca Juga: Inikah Sosok Wanita yang Pernah Mengisi Hati Paus Fransiskus Saat Masih Muda?

rb-3

Foto: Vatikan News

"Kita semua tahu beliau tidak tinggal di Istana Kepausan tapi tinggal di Casa Santa Marta, itu hotel di dalam kota Vatikan, tinggal bersama pelayan-pelayan Vatikan yang tinggal di situ," kata Kardinal Suharyo dalam jumpa pers digelar di Graha Pemuda, Gereja Katedral Jakarta, Senin (21/4/2025).

"Ini bukan hanya masalah tempat tinggal, ini sesuatu yang sangat simbolik. Beliau ingin mengubah wajah gereja yang monarkis menjadi gereja yang melayani," sambungnya.

Uskup Agung Jakarta, Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo/Foto: FTNews, Selvianus Kopong Basar

Kardinal Suharyo juga kagum dengan kesederhanaan Paus Fransiskus ketika pada saat ulang tahunnya, ia memilih mengundang pengemis-pengemis ketimbang pejabat - pejabat Vatikan

Baca Juga: Paus Fransiskus Sudah Dimakamkan, Kapan Konklaf Pemilihan Paus Baru Digelar?

"Sama dalam hal yang paling sederhana juga, kalau dia merayakan ulang tahun yang diundang bukan pejabat-pejabat Vatikan. Yang diundang adalah pengemis-pengemis yang kalau malam hari tidur di lapangan Santo Petrus," ungkapnya.

Tak cuma itu, selama menjadi menjadi Paus, pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu juga tak memakai sepatu berwarna merah, dan jam tangan yang menjadi ciri khas Paus.

Kata Kardinal Suharyo, kesederhanaan-kesederhanaan itulah menunjukkan bahwa Gereja Katolik ingin berpihak kepada sesama manusia yang hidupnya masih kurang beruntung.

"Pilihan sepatunya juga sama Paus itu sepatunya seharusnya merah, tetapi beliau tidak pernah menggunakan sepatu merah. Sepatunya yang biasa-biasa beliau pakai," ucapnya.

"Jadi dari pilihan yang sangat menentukan kehidupan gereja, sampai pilihan pribadi yang sangat pribadi, seperti sepatu, jam tangan dan sebagainya itu, selalu menunjukkan keberpihakan kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung," tutur Kardinal Suharyo.

Sebagai informasi, kabar duka meninggalnya Paus Fransiskus diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, pada Senin pukul 09.45.

“Pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Kardinal Kevin Farrell dalam sebuah pernyataan.

"Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih Tuhan yang tak terbatas dan penuh belas kasihan, Yang Esa dan Tribune," tambahnya.

Sebelum tutup usia, Paus Fransiskus dirawat di RS Gemelli, Roma, Italia, karena kesulitan bernapas, tetapi kondisinya memburuk, dengan bronkitisnya berkembang menjadi pneumonia ganda.

Kondisi kesehatan Paus juga mendapat perhatian khusus karena sebagian paru-parunya telah diangkat sejak muda, sehingga menimbulkan risiko paru-paru kronis. (Penulis: Selvianus Kopong Basar)

Tag Paus Fransiskus Meninggal Dunia

Terkini