Viral Bocah SD Papua Minum dari Botol Sabun, Warganet Terharu
Sebuah video menampilkan siswa SD Negeri Niwerawar, Kabupaten Sarmi, Papua meminum air dari botol bekas sabun cuci piring dan viral di media sosial.
Aksi sederhana tersebut menuai perhatian dan memancing doa haru dari warganet.
Baca Juga: Denny Sumargo Ikut Suarakan Save Raja Ampat
Di dalam rekaman yang beredar, tampak seorang bocah berseragam putih merah duduk di ruang kelas sederhana berdinding kayu.
Ia meneguk air dari botol plastik transparan yang biasanya dipakai sebagai wadah sabun cair rumah tangga.
Meski hanya menggunakan botol seadanya, tidak terlihat rasa malu dari wajahnya. Ia tetap fokus belajar dan menikmati setiap tegukan air yang ia bawa dari rumah.
Baca Juga: Satu Tersangka Pembunuhan Disertai Mutilasi di Mimika Masih DPO
Simbol Keteguhan dan Kebersamaan
Siswa Papua minum air pakai botol bekas cuci piring. (Instagram)
Fenomena ini menggambarkan keterbatasan fasilitas yang masih dihadapi sebagian pelajar di wilayah terpencil, termasuk dalam memenuhi kebutuhan sederhana seperti wadah minum di sekolah.
Namun dari keterbatasan itu, muncul keteguhan dan semangat belajar yang kuat.
Yang semakin menyentuh, usai minum, bocah tersebut memutar botolnya dan menawarkan air kepada teman di sebelahnya, bahkan kepada teman di depannya.
Sikapnya menjadi cerminan keikhlasan dan kebersamaan yang mungkin jarang ditemui di kota besar, di mana anak-anak lebih sering berlomba memamerkan barang baru.
Tanggapan Banjir dan Harapan dari Warganet
Siswa Papua minum air pakai bekas botol sabun cuci piring. (Instagram)
Video itu langsung mendapat beragam komentar positif di media sosial.
Banyak warganet yang menuliskan dukungan dan berharap perhatian pemerintah semakin menyentuh sekolah-sekolah di pelosok negeri.
Mereka mendoakan agar anak-anak di Papua mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak serta kesempatan belajar yang sama dengan daerah lain.
Sikap sederhana pelajar kecil itu kini menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Dibalik keterbatasannya, ia mengajarkan bahwa berbagi tidak membutuhkan kemewahan, melainkan ketulusan hati.