Sosial Budaya

Viral Khotbah Uskup Timika Kecam Tambang Nikel di Raja Ampat

Ari Kayvano
Senin, 09 Juni 2025 | 15:38 WIB
Viral Khotbah Uskup Timika Kecam Tambang Nikel di Raja Ampat
Uskup Keuskupan Timika Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA mengecam keras tambang nikel di Raja Ampat. [TikTok]

Video yang menampilkan Uskup Keuskupan Timika Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA mengecam keras tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat, viral di media sosial (medsos).

rb-1

Dilihat dari unggahan video akun TikTok Bang Pino, Senin 9 Juni 2025, tampak Uskup Bernardus sedang memberikan khotbah Pentakosta pada Minggu 8 Juni 2025.

Dalam khotbahnya, Uskup Bernardus menyinggung soal 2000 hektar tanah di Papua yang dibabat habis oleh oligarki.

Baca Juga: 6 Fakta Memukau Keindahan di Raja Ampat, Kini Terancam Rusak

rb-3

Ketamakan Oligarki

Keindahan alam Raja Ampat. [Pexels]Keindahan alam Raja Ampat. [Pexels]

"Hanya untuk kepentingan oligarki dan ketamakan dan kerakusannya," ucapnya.

Baca Juga: Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono Meninggal di Puncak Carstensz, Nadine Chandrawinata Berduka

Lebih lanjut Uskup Bernardus juga menyampaikan soal Raja Ampat yang dulunya indah kini mulai hancur akibat adanya aktivitas tambang nikel.

"Dan juga kini Raja Ampat yang indah mulai hancur karena ketamakan oligarki dan penguasa dengan slogan demi proyek strategis nasional," tukasnya.

Unggahan video ini seketika mendapatkan tanggapan dari warganet.

"Yang kompak ummat beragama ,,mantab," kata warganet.

"Alam semua dirusak dan babat, tapi utang negara makin nambah," balas warganet lainnya.

Ricuh

Keindahan alam Raja Ampat yang terancam rusak. [Pexels]Keindahan alam Raja Ampat yang terancam rusak. [Pexels]

Sebelumya, aksi damai yang dilakukan aktivis Greenpeace Indonesia dan warga Raja Ampat dalam Konferensi Nikel Internasional di Hotel Pullman, Central Park, Jakarta, berakhir ricuh. Para aktivis diseret keluar oleh petugas pengamanan.

Dalam video yang beredar di media sosial dan diunggah akun X @Dandhy_Laksono, terlihat beberapa aktivis ditarik dan digiring keluar sambil terus meneriakkan slogan, "Save Raja Ampat!" dan "Papua bukan tanah kosong!"

Walau aksi para aktivitas berakhir di luar lokasi konferensi, namun pesan mereka sudah sempat menggema di dalam forum.

Greenpeace mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap aktivitas pertambangan nikel yang kini menjangkau pulau-pulau kecil di Raja Ampat seperti Pulau Kawe, Gag, hingga Manuran.

Aktivitas ini dituding menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem laut dan darat, serta mengancam kelestarian salah satu destinasi alam paling berharga di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Greenpeace menyebut bahwa hampir seluruh wilayah kepulauan di Raja Ampat telah masuk dalam izin usaha pertambangan nikel.

Tag Tambang Nikel Raja Ampat Papua Uskup Bernardus Uskup Timika

Terkini