Viral Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan MBG, Apa Penyebabnya?

Video yang menampilkan ratusan siswa di Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah dilarikan ke rumah sakit diduga keracunan saat makan bergizi gratis (MBG) viral di media sosial.

Dilihat dari unggahan video akun media sosial X @neverAlonely__ tampak salah seorang siswi terbaring dalam kondisi kejang-kejang, dan memakai alat bantu pernafasan di rumah sakit.

"Ratusan anak sekolah diduga keracunan makanan MBG di sekolahnya siang tadi di larikan ke UGD RS Trikora Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan, Rabu 17 September 2025," tulis pemilik akun.

Baca Juga: Dokter Kandungan di Garut Diduga Lecehkan Pasien, STR Ditangguhkan

251 Siswa Keracunan MBG

Ilustrasi menu MBG. [Instagram]

Dilansir dari laman banggaikep.go.id, jumlah sementara siswa-siswi yang terdampak keracunan berdasarkan data penanganan pertama di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Trikora Salakan sudah mencapai lebih kurang 251 (terdata resmi di petugas kesehatan).

Baca Juga: Contoh Kalimat Deskripsi Untuk Bikin Video Kungfu AI Dengan Hailuo AI yang Lagi Viral

Jumlah siswa-siswi yang telah diizinkan kembali ke rumah setelah mendapatkan perawatan di RS 173 orang, dan pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit sebanyak 78 orang.

Ratusan siswa-siswi yang terdampak mengalami gejala berupa gatal-gatal di seluruh badan, mual muntah, bengkak wajah, gatal tenggorokan, sesak nafas, pusing, dan sakit kepala

Data sementara sekolah yang Siswa-siswinya terdampak keracunan yakni SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN saiyong dan MTS Alkhairat Salakan.

Apa Penyebabnya?

Siswa menjalani perawatan di rumah sakit. [Istimewa]

Indikasi penyebab sementara karena olahan ikan jenis Cakalang pada menu lauk diduga terdapat beberapa ekor ikan yang sudah tidak layak konsumsi.

Saat ini siswa-siswi yang terdampak keracunan terus berdatangan untuk memperoleh penanganan medis di RSUD Salakan.

Pemerintah Kab. Banggai Kepulauan dan stakeholder terkait telah membangun tenda Darurat di depan RSUD untuk tempat perawatan dan observasi siswa- siswi yang terdampak.

Pihak Kesehatan memberikan penanganan pertama dan observasi selama 1x 24 jam di RSUD Salakan.