Wajib Tahu! Alasan dan Tahapan Operasi Gigi Bungsu Menurut Dokter
Lifestyle

Gigi bungsu atau molar ketiga seringkali menjadi sumber masalah bagi sebagian orang. Tidak jarang, gigi ini tumbuh tidak normal miring, hanya keluar sebagian, bahkan tersangkut di gigi lain. Kondisi inilah yang dikenal sebagai impaksi gigi bungsu, dan dalam kasus seperti ini, dokter biasanya menyarankan tindakan operasi untuk menghindari komplikasi seperti infeksi, kista, atau kerusakan gigi di sekitarnya.
Mengapa Operasi Gigi Bungsu Diperlukan?
Dokter gigi akan mempertimbangkan operasi jika pasien mengalami salah satu kondisi berikut:
-
Gigi bungsu tumbuh miring atau tertanam (impaksi).
-
Sering ada sisa makanan atau kotoran tersangkut di sekitar gigi bungsu.
-
Infeksi gusi atau periodontitis.
-
Gigi bungsu berlubang.
-
Gigi atau tulang di sekitarnya rusak akibat tekanan gigi bungsu.
-
Muncul kista di sekitar area gigi bungsu.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Operasi
dokter gigi (Pixabay)
Pasien perlu memberi tahu dokter jika memiliki kondisi medis tertentu seperti:
-
Hipertensi, penyakit jantung, ginjal, diabetes, atau PPOK.
-
Riwayat stroke ringan (transient ischemic attack).
-
Pernah menjalani radioterapi, khususnya di area kepala/leher.
-
Sedang menggunakan obat herbal, suplemen, atau obat pengencer darah.
Jika Anda mengonsumsi obat seperti aspirin atau ibuprofen, dokter mungkin menyarankan untuk menghentikannya sementara, biasanya 4–7 hari sebelum prosedur.
Persiapan Sebelum Tindakan Operasi
Untuk memastikan operasi berjalan lancar dan aman, pasien perlu:
-
Menjalani pemeriksaan Rontgen untuk melihat posisi gigi.
-
Berpuasa sejak tengah malam sebelum operasi jika dianjurkan dokter.
-
Menghindari alkohol dan rokok beberapa hari sebelum tindakan.
-
Mengenakan pakaian longgar dan nyaman saat datang ke klinik.
Tahapan Prosedur Operasi Gigi Bungsu
Durasi operasi bisa bervariasi, namun umumnya memakan waktu sekitar 20 menit. Prosedurnya meliputi:
-
Pemberian bius lokal atau obat penenang.
-
Sayatan pada gusi untuk mengakses gigi bungsu.
-
Pencabutan gigi secara langsung atau dihancurkan terlebih dahulu bila sulit diangkat.
-
Pembersihan area luka dari jaringan sisa.
-
Penjahitan gusi dan pemasangan kasa untuk menghentikan perdarahan.
Perawatan Setelah Operasi
Ilustrasi dokter gigi (Pixabay)
Setelah operasi selesai, pasien akan diminta istirahat sejenak. Jika tidak ada masalah, pasien boleh pulang dengan membawa instruksi perawatan seperti:
-
Tidak meludah berlebihan untuk menjaga bekuan darah di rongga bekas gigi.
-
Mengganti kasa secara berkala sesuai anjuran dokter.
-
Minum obat pereda nyeri seperti Proris atau Bufect jika diperlukan.
-
Kompres dingin pada pipi untuk mengurangi bengkak atau nyeri.
-
Hindari aktivitas berat selama setidaknya 7 hari.
-
Konsumsi air putih dan hindari minuman beralkohol, berkafein, bersoda, serta minuman panas selama 24 jam pertama.
-
Hindari menggunakan sedotan agar bekuan darah tidak terlepas.
-
Makan makanan lunak seperti bubur, sup, atau yoghurt.
-
Sikat gigi dengan lembut, jangan menyentuh area jahitan.
Efek Samping dan Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meskipun tergolong aman, operasi gigi bungsu tetap berisiko menyebabkan:
-
Infeksi di area bekas cabutan.
-
Dry socket, yaitu kondisi di mana bekuan darah lepas atau gagal terbentuk.
-
Cedera pada saraf, gigi lain, tulang rahang, atau bahkan sinus.
Segera konsultasi ke dokter jika mengalami:
-
Demam tinggi pasca operasi.
-
Perdarahan terus-menerus yang sulit dihentikan.
-
Nyeri hebat yang tidak kunjung reda meski sudah minum obat.
-
Bengkak yang semakin memburuk setelah hari ke-3.
-
Kesulitan bernapas atau menelan.
Operasi gigi bungsu bukan sekadar tindakan pencabutan gigi biasa, tetapi prosedur medis yang perlu dipersiapkan dan dipantau secara menyeluruh. Dengan mengikuti arahan dokter sebelum dan sesudah tindakan, pasien bisa pulih lebih cepat dan menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Jika Anda memiliki keluhan serupa atau rencana menjalani operasi gigi bungsu, jangan ragu untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi terpercaya.