Waspada! Kebiasaan Begadang Picu Kerusakan Hati
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Dokter sekaligus pemerhati kesehatan dr Reisa Broto Asmoro mengimbau masyarakat agar tidak begadang. Kebiasaan tersebut menimbulkan sejumlah risiko yang dapat merusak hati.
"Tidur adalah basic manusia. Paling tidak tujuh sampai delapan jam sehari pada malam hari. Kalau badan dipaksa berubah jam tidurnya menjadi bangun, maka dapat mengganggu fungsi metabolisme tubuh," katanya dalam diskusi terkait begadang yang di Jakarta, Selasa (3/10).
Melansir Antara, Reisa mengatakan, kebiasaan begadang dapat menggangu fungsi organ tubuh. Idealnya sejumlah organ tubuh beristirahat pada malam hari untuk memulihkan fungsinya.
Baca Juga: Manfaat Biji Pepaya: Bantu Turunkan Berat Badan
"Karena bagaimana pun, tidur itu untuk kita recharge lagi, kalau fungsi tubuh mau optimal, ya, tidurnya harus cukup," ujarnya.
Menurutnya, sejumlah penelitian membuktikan kebiasaan begadang dapat menimbulkan risiko kerusakan hati. Salah satunya hati tidak mampu lagi menyaring racun atau detoksifikasi pada tubuh.
Racun yang menumpuk, kata dia, dapat menyebabkan sejumlah permasalahan pada hati seperti hepatitis, sirosis hati, perlemakan hati, hingga kanker hati.
Baca Juga: Sepuluh Jam Diperiksa, Tiko Aryawardhana Lempar Senyum: Jangan Libatkan BCL!
"Maka harus tidur yang cukup di malam hari. Paling tidak dalam satu siklus tidur tubuh kita masuk fase deep sleep (tidur nyenyak) sebanyak dua sampai tiga kali," katanya.
Kenali Gejalanya
Kementerian Kesehatan dalam Survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mencatat 7,1 persen masyarakat Indonesia terinfeksi hepatitis B. Lalu sekitar 1 persen masyarakat terinfeksi hepatitis C.
Dalam diskusi itu, Ketua Tim Kerja Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Ratna Budi Hapsari menyebut, banyak orang terinfeksi hepatitis tapi tidak mengetahuinya.
"Menariknya, 80-90 persen orang yang terinfeksi hepatitis tidak mengetahui kalau dirinya terinfeksi, sehingga tidak mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat," kata Ratna.
Oleh karena itu, Kemenkes saat ini tengah berupaya dalam melakukan upaya promotif dan preventif berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), imunisasi hepatitis, serta pencegahan di tingkat keluarga dengan melakukan skrining.
Selain itu, ada penerapan uji saring darah sebelum melakukan transfusi kepada yang membutuhkan. Melalui sejumlah hal tersebut, Ratna berharap prevalensi hepatitis serta sejumlah penyakit hati lainnya di Indonesia dapat ditekan.