World Water Forum Beri Dampak Positif Sektor Ekonomi Bali
Nasional

FTNews - Sudah sepuluh hari sejak selesainya penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 2024 di Bali. Penyelenggaraan tersebut membahas upaya dunia untuk mengatasi krisis air yang saat ini terjadi di seluruh dunia. Namun, hadirnya acara ini tidak hanya membantu untuk mengatasi krisis air di dunia juga, juga sektor ekonomi di Bali.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan data dari hasil survei dampak dari penyelenggaraan WWF ke-10. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sangat terdampak dari kehadiran para delegasi-delegasi dari acara tersebut.
“Hasilnya, rata-rata lama tinggal wisatawan, yakni para delegasi adalah delapan hari. Dengan delegasi asing selama 8,7 hari. Lebih lama dari delegasi Indonesia, yakni 7,1 hari,†ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam “The Weekly Brief With Sandi Unoâ€, Senin (3/6).
Baca Juga: Ternyata Segini Gaji Pantarlih Pilkada 2024
Bersama Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mencatat pengeluaran para delegasi tersebut. Rata-rata, pengeluaran per kunjungan dapat menghasilkan sekitar Rp38,8 juta atau sekitar $2.427.
“Pengeluaran tertinggi ada di akomodasi, biaya keikutsertaan, makan-minum, dan penerbangan domestik. Berarti, dia (delegasi) setelah dari Bali juga menuju ke beberapa destinasi (di Indonesia), papar Sandiaga.
Menjalankan Sektor Ekonomi di Bali
Baca Juga: Empat Tahun Buron, KPK Deteksi Keberadaan Harun Masiku
Suasana welcoming dinner WWF ke-10. Foto: KemenpanRB
Survei Kemenparekraf dan BRIN ini menggunakan 446 responden dengan margin of error lima persen dan confidence level 95 persen. Sebanyak 90 persen dari responden tersebut, berencana untuk berlibur kembali ke Bali dan juga merekomendasikan Bali sebagai tujuan wisata dan bisnis.
Mereka juga menilai WWF juga memberikan dampak positif kepada para pelaku UMKM. Khususnya, di sekitar lokasi penyelenggaraan atau dalam radius 1,4 kilometer. Survei mengatakan adanya peningkatan volume penjualan dan omzet pendapatan 21 hingga 50 persen.
“World Water Forum ini bukan hanya meningkatkan ekonomi. Tapi juga mempromosikan kearifan dan budaya lokal pengelolaan air kita di kancah internasional,†ujar Menparekraf.
Melalui kegiatan ini, Menparekraf Sandiaga merasa telah mampu menggerakan aktivitas perekonomian untuk Bali, yang sebagai tuan rumah, maupun secara nasional. "Aktivitas perekonomian nasional naik 0,374 persen selama World Water Forum 2024. Dan totalnya Rp1,38 triliun dan (penyerapan) lapangan kerjanya sekitar 10.479 orang," ujarnya.