Xiaomi Siapkan HyperOS 3 Tanpa Google, Didukung Huawei di Tengah Perang Teknologi AS-Tiongkok
Teknologi

Di tengah memanasnya hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, Xiaomi tampaknya bersiap menghadapi kemungkinan pembatasan seperti yang dialami Huawei.
Perusahaan teknologi asal Tiongkok itu dikabarkan tengah mengembangkan sistem operasi terbaru, HyperOS 3, yang kemungkinan besar akan hadir tanpa dukungan layanan Google.
Langkah ini mirip dengan strategi Huawei saat meluncurkan HarmonyOS, usai terkena sanksi dagang dari pemerintah AS yang membuatnya kehilangan akses ke Android dan Google Services.
Baca Juga: Xiaomi Redmi Note 12 Siap Rilis Bulan Ini
Menurut laporan dari situs XiaomiTime, Xiaomi tak sendiri dalam proyek ambisius ini.
Mereka disebut bekerja sama dengan Huawei serta BBK Group, induk perusahaan dari merek-merek besar seperti Oppo, Vivo, dan OnePlus.
Kolaborasi ini bertujuan menciptakan versi HyperOS 3 yang dapat berdiri sendiri tanpa ketergantungan pada ekosistem Google.
Baca Juga: Hadir di Indonesia, Redmi 10 5G Dibanderol 2 Jutaan
Strategi Xiaomi
Saat ini, Xiaomi masih bisa mengakses layanan Android dan Google. Namun, situasi ini dinilai belum tentu bertahan lama, mengingat pemerintah AS terus meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan teknologi asal Tiongkok.
Kekhawatiran semakin menguat setelah muncul kabar bahwa Xiaomi tengah mengembangkan chipset 3 nanometer buatan sendiri, yang kemungkinan akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Langkah ini dianggap sebagai bentuk kemandirian teknologi yang bisa memicu reaksi dari pihak AS.
Jika Xiaomi benar-benar harus meninggalkan Android, perusahaan kemungkinan besar akan fokus memperkuat pangsa pasarnya di Tiongkok.
Seperti diketahui, layanan Google memang telah dilarang di negara tersebut.
Namun, tantangan terbesar adalah mengembangkan alternatif toko aplikasi global yang bisa bersaing dengan Google Play Store.
Langkah Strategis HyperOS 3
HyperOS 3 diduga menjadi langkah antisipatif Xiaomi terhadap potensi pembatasan teknologi lebih lanjut dari AS.
Sistem ini bisa menjadi cadangan apabila Xiaomi kehilangan akses ke Android, sekaligus menegaskan keinginan raksasa teknologi Tiongkok untuk memiliki kontrol penuh atas perangkat lunak dan ekosistem mereka sendiri.
Meski demikian, bagi pengguna Xiaomi di luar Tiongkok, belum ada yang perlu dikhawatirkan dalam waktu dekat. Perangkat Xiaomi masih tetap berjalan dengan layanan Google seperti biasa.
Namun, jelas bahwa Xiaomi sedang menyiapkan fondasi untuk masa depan yang lebih mandiri — dengan atau tanpa Google.
Sumber: Gizchina