100 GB Email Rekan Trump Dibajak, Peretas Diduga Iran Ancam Sebar ke Publik

Politik

Kamis, 03 Juli 2025 | 19:07 WIB
100 GB Email Rekan Trump Dibajak, Peretas Diduga Iran Ancam Sebar ke Publik
Presiden AS, Donald Trump. (Instagram @realdonaldtrump)

Kelompok peretas yang diduga memiliki kaitan dengan Iran mengklaim telah berhasil membobol dan menyimpan lebih dari 100 gigabyte data email milik sejumlah orang dekat mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

rb-1

Informasi ini pertama kali diungkap oleh kelompok yang menamakan diri "Robert", dan mereka menyatakan siap mempublikasikan data tersebut ke khalayak luas.

Beberapa nama yang disebut menjadi target pembobolan adalah tokoh-tokoh penting dalam lingkaran Trump, seperti Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, pengacara pribadi Lindsey Halligan, penasihat politik Roger Stone, serta aktris dewasa yang pernah menjadi pengkritik Trump, Stormy Daniels.

Baca Juga: AS Keluarkan Peringatan Perjalanan Serius ke Meksiko, Ada Ancaman Apa?

rb-3

Stormy Daniels sebelumnya menjadi sorotan pada 2018 setelah mengaku pernah menjalin hubungan intim dengan Trump pada 2006, tak lama setelah anak bungsu Trump lahir.

Ia juga mengungkap telah menerima pembayaran sebesar 130 ribu dolar AS sebagai uang tutup mulut menjelang Pilpres 2016.

Motif dan Aksi Peretas

Baca Juga: Rudal Iran Gempur Tel Aviv dan Haifa, Balas Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir

Presiden AS, Donald Trump. (Instagram @realdonaldtrump)

Mengutip laporan Reuters, hingga kini kelompok peretas belum merilis bukti valid atau isi dokumen yang dimaksud. Namun mereka menyatakan file tersebut bisa dijual atau dirilis secara terbuka.

Kelompok ini juga diketahui pernah menyebarkan data email selama proses Pemilu AS 2024, sebelum akhirnya menyatakan diri "pensiun" usai kemenangan Trump.

Namun, setelah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel baru-baru ini, yang memicu serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran, kelompok "Robert" tampaknya kembali aktif dan mengisyaratkan akan merilis lebih banyak data sensitif.

Respons dari Pemerintah AS

Presiden AS, Donald Trump. (Instagram @realdonaldtrump)

Menanggapi ancaman ini, Jaksa Agung Pam Bondi menyebutnya sebagai bentuk serangan siber yang tidak bermoral. Sementara Direktur FBI Kash Patel menyatakan, melalui pernyataan resmi bersama Gedung Putih, bahwa segala bentuk pelanggaran terhadap keamanan nasional akan ditindak tegas sesuai hukum.

Lembaga Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) menilai aksi ini sebagai bentuk propaganda digital. “Serangan ini tidak lain hanyalah manipulasi yang disengaja.

Targetnya pun jelas dipilih. Ini adalah kampanye kotor yang sengaja dirancang untuk menjatuhkan Presiden Trump dan mencoreng reputasi pejabat publik yang menjalankan tugas dengan integritas,” demikian bunyi pernyataan resmi CISA.

Sumber: News18

Tag donald trump amerika serikat iran

Terkini