Sosial Budaya

5 Keutamaan Salat Dhuha Sebagaimana Disebutkan Rasulullah SAW

29 Desember 2025 | 09:22 WIB
5 Keutamaan Salat Dhuha Sebagaimana Disebutkan Rasulullah SAW
Ilustrasi salat dhuha. [ftnews-copilot]

Keutamaan salat dhuha memiliki tempat tersendiri dalam ajaran Islam. Sejumlah hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan keistimewaan ibadah sunah ini, mulai dari besarnya pahala hingga limpahan ampunan dosa bagi mereka yang mengerjakannya secara konsisten.

rb-1

Salat dhuha juga dinilai berperan penting dalam membentuk serta menjaga kehidupan spiritual seorang Muslim. Ibadah ini menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus melatih kedisiplinan dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan.

Situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan, salah satu keutamaan salat dhuha adalah sebagai bentuk sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia. Dalam keterangannya, berikut lima keutamaan salat dhuha seperti disebutkan Nabi Muhammad SAW:

Baca Juga: Apa Hukum Meninggalkan Salat Jumat Tanpa Alasan Syar’i, Dicap sebagai Kemurtadan?

rb-3

1. Dibuatkan Istana di Surga

Posisi Salat Dalam Islam. (Ftnews-Copilot)Posisi Salat Dalam Islam. (Ftnews-Copilot)Rasulullah SAW menerangkan bahwa siapa saja yang menunaikan salat dhuha sebanyak dua belas rakaat akan memperoleh ganjaran yang sangat mulia, yakni dibangunkan sebuah istana di surga. Keutamaan tersebut sebagaimana disampaikan dalam sabda beliau:

مَنْ صَلَّى الضُّحَى اِثْنَتَي عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ

Baca Juga: Simbol Islam Ditampilkan di Waterbomb Festival Korea, Netizen Geram

Artinya: “Barang siapa salat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga.” (HR Tirmidzi)

2. Diampuni Dosa-Dosanya

Salat dhuha juga menjadi salah satu sebab turunnya ampunan atas dosa-dosa, selama dikerjakan secara istiqamah dan berkesinambungan. Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW:

مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةٍ الضُّحَى غُفِرَلَهُ ذُنُوْبَهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَخْرِ

Artinya: “Barang siapa yang dapat mengamalkan salat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi)

3. Menjadi Sedekah bagi Persendian Tubuh

Rasulullah SAW juga menuturkan bahwa setiap persendian pada tubuh manusia memiliki kewajiban sedekah setiap pagi. Kewajiban itu dapat ditunaikan dengan melaksanakan dua rakaat salat dhuha, yang nilainya telah mencukupi seluruh sedekah tersebut:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Artinya: “Ada sedekah atas seluruh tulang (persendian) salah seorang dari kalian. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat salat dhuha mencukupi semuanya itu.” (HR Muslim)

4. Disebut Slat Kaum Awwaabiin

Salat dhuha juga dikenal sebagai salatnya orang-orang awwâbîn, yakni hamba-hamba yang senantiasa kembali kepada Allah SWT dengan taubat dan berusaha menjaga kedekatan spiritual dengan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi SAW:

لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ

Artinya: “Tidak ada yang menjaga salat dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah (dengan tobat). Salat dhuha adalah salat orang-orang yang awwâbîn.” (HR Al-Hakim).

5.Keutamaan Bertingkat Sesuai Jumlah Rakaat

Ilustrasi Salat Saat Bersujud. (Copilot-Ftnews)Ilustrasi Salat Saat Bersujud. (Copilot-Ftnews)Dalam riwayat lain disebutkan bahwa keutamaan salat dhuha bertambah seiring dengan banyaknya rakaat yang ditunaikan. Mulai dari tercatat sebagai orang yang tidak lalai, hingga memperoleh balasan berupa dibangunkannya sebuah rumah di surga bagi mereka yang mengerjakan dua belas rakat:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ، فَقُلْتُ: يَا عَمُّ اقْبِسْنِى خَيْرًا. فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْصَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Aku bertemu Abu Dzar RA., lalu berkata: Wahai paman, berilah aku satu kebaikan. Ia menjawab: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana kamu bertanya kepadaku. Lalu Rasulullah SAW bersabda: Jika kamu salat dhuha dua rakaat, kamu tidak dicatat sebagai orang lalai, jika empat rakaat dicatat sebagai orang berbuat baik, jika enam rakaat dicatat sebagai orang taat, jika delapan rakaat dicatat sebagai orang beruntung, jika sepuluh rakaat maka pada hari itu tidak dicatat dosa bagimu, dan jika dua belas rakaat maka Allah membangunkan untukmu rumah di surga.” (HR Al-Baihaqi) (A Zaeini Misbaahuddin Asyuari, ed: Nashih)

Tag islam ibadah