5 Tradisi Cap Go Meh Saat Perayaan Imlek 2025
Lifestyle

Cap Go Meh adalah tradisi yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia, khususnya di sebagai penutupan perayaan Tahun Baru Imlek.
Dalam budaya Tionghoa, Cap Go Meh jatuh pada hari ke-15 setelah Imlek, yang menandai berakhirnya rangkaian perayaan Tahun Baru.
Cap Go Meh menjadi salah satu festival budaya yang menarik banyak pengunjung daDri berbagai kalangan.
Baca Juga: Daftar Daerah di Indonesia yang Rayakan Cap Go Meh 2025 dengan Pawai dan Festival Budaya Tionghoa
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi ciri khas perayaan Cap Go Meh di Bogor antara lain:
1. Pawai Budaya
Di Cap Go Meh, biasanya digelar pawai budaya yang melibatkan berbagai elemen masyarakat Tionghoa, seperti barongsai, liong, dan berbagai atraksi seni tradisional.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan Cap Go Meh 2025, Bisa Dibagikan ke Teman, Keluarga dan Kolega
Pawai ini menjadi ajang untuk menunjukkan kebudayaan Tionghoa yang kaya dan penuh warna.
2. Barongsai dan Liong
Atraksi barongsai dan liong merupakan bagian penting dari perayaan Cap Go Meh.
Tarian ini dianggap membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat, sehingga sering ditampilkan di berbagai tempat, termasuk di jalan-jalan utama.
3. Persembahan Makanan dan Adat
Masyarakat Tionghoa di Bogor biasanya akan menyiapkan berbagai macam makanan khas dalam rangka merayakan Cap Go Meh. Makanan seperti kue keranjang, lontong cap go meh, dan berbagai hidangan khas lainnya sering kali disajikan untuk merayakan hari tersebut
4. Kegiatan Keagamaan
Di beberapa vihara, umat Tionghoa mengadakan peribadatan untuk memanjatkan doa dan harapan baik untuk tahun yang akan datang. Doa-doa ini biasanya dipanjatkan untuk keluarga, kelancaran rezeki, dan keselamatan.
5. Lampion dan Dekorasi
Beberapa kawasan tempat tinggal warga Tionghoa biasanya dihias dengan lampion-lampion merah yang menambah semarak perayaan. Lampion ini menjadi simbol cahaya dan keberuntungan.
Perayaan Cap Go Meh di Bogor juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar umat beragama dan antar suku di kota tersebut. Aktivitas ini menarik perhatian masyarakat umum, tidak hanya dari etnis Tionghoa, tetapi juga dari kalangan non-Tionghoa, yang datang untuk merayakan serta menikmati kemeriahan festival.