9 Negara yang Menolak Rayakan Natal
Di seluruh dunia, Desember identik dengan gemerlap lampu Natal, lagu-lagu khas, dan perayaan keluarga.
Namun, tahukah Anda? Bagi warga di 9 negara ini, bulan Desember berlalu seperti biasa, tanpa satu pun simbol Natal.
Baca Juga: Natal Penuh Kasih, Kumpulan 13 Ucapan Hangat untuk Orang Tersayang
Larangan ini bukan tanpa alasan, melainkan berakar pada tradisi agama, budaya, hingga kebijakan politik yang kuat.
Mengapa Natal bisa menjadi hal yang tabu? Simak ulasan lengkap negara-negara yang menolak perayaan Natal, dan alasan di balik kebijakan mengejutkan mereka.
Ilustrasi warga Arab sedang merayakan Natal [Meta AI]
Baca Juga: Apakah Arab Saudi Ikut Merayakan Natal?
1. Afghanistan: Warisan Konflik dan Tradisi Islam
Setelah puluhan tahun konflik, Afghanistan berpegang teguh pada identitas Islamnya. Natal sama sekali tidak dirayakan. Fokus perayaan hanya pada hari-hari besar Islam, sementara simbol-simbol Kristen tidak ditemui di ruang publik.
2. Korea Utara: Loyalitas pada Pemimpin, Bukan Agama
Di bawah rezim ketat Kim Jong-un, ekspresi keagamaan ditekan. Natal dianggap sebagai pengaruh asing yang berbahaya. Tanggal 25 Desember justru digunakan untuk memperingati hari-hari penting keluarga penguasa.
3. Somalia: Menjaga Kemurnian Islam
Pemerintah Somalia secara tegas melarang semua perayaan non-Islam, termasuk Natal. Tujuannya adalah menjaga persatuan agama. Tak ada mall berdendang lagu Natal atau pasar malam bertema.
4. Maladewa: Islam di Surga Wisata