Agar Trump Tenang! Putin Pertimbangkan Hentikan Serangan Udara ke Ukraina tapi bukan Gencatan Senjata Penuh

Nasional

Rabu, 06 Agustus 2025 | 21:32 WIB
Agar Trump Tenang! Putin Pertimbangkan Hentikan Serangan Udara ke Ukraina tapi bukan Gencatan Senjata Penuh
Foto: Instagram ukraine.ua

Tenggat yang diberikan Presiden Donald Trump pada Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina semakin dekat. Jumat 8 Agustus 2025 mendatang, 2 hari lagi. Trump juga sudah mengirim Utusan Khusus AS Steve Witkoff untuk mengunjungi Rusia, berbicara langsung dengan Presiden Vladimir Putin.

rb-1

Hari ini keduanya sudah bertemu. Seperti biasanya, Putin terlihat menyambut hangat Witkoff.

Dilansir New York Post, kunjungan Witkoff dilakukan beberapa hari setelah Presiden Donald Trump memperingatkan Presiden Vladimir Putin bahwa AS akan menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia jika tidak ada kemajuan menuju perdamaian di Ukraina pada hari Jumat.

Baca Juga: Presiden Trump Sebut Tindakan Militer Rusia di Ukraina 'Menjijikkan'

rb-3

Pertimbangkan Gencatan Udara dengan Ukraina, bukan Gencatan Penuh

Presiden Vladimir Putin bertemu Utusan Khusus AS Steve Witkoff, Rabu (6/8/2025) membahas kesepakatan damai dengan Ukraina/Foto: tangkap layar YouTube Al JazeeraPresiden Vladimir Putin bertemu Utusan Khusus AS Steve Witkoff, Rabu (6/8/2025) membahas kesepakatan damai dengan Ukraina/Foto: tangkap layar YouTube Al Jazeera

Dikabarkan, Vladimir Putin bakal mempertimbangkan gencatan senjata udara dengan Ukraina untuk menghentikan pemboman drone dan rudal yang memecahkan rekor sebagai konsesi penting kepada Presiden Trump menjelang tenggat waktu perdamaian yang ditetapkannya pada hari Jumat.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina segera Berakhir? Putin akan Bertemu Trump dalam Waktu Dekat

Kremlin telah berulang kali menolak upaya gencatan senjata penuh dengan Ukraina, tetapi terbuka untuk gencatan senjata udara jika Kyiv juga menyetujuinya, Bloomberg melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui potensi kesepakatan tersebut.

Kemungkinan gencatan senjata tersebut digulirkan ketika utusan khusus Trump, Steve Witkoff, bertemu dengan Putin di Moskow pada hari Rabu untuk perundingan berisiko tinggi guna mengakhiri pertumpahan darah.

Putin-Steve Witkoff Berunding 3 Jam

Keduanya bertemu selama sekitar tiga jam, dengan ajudan kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, yang hadir dalam pertemuan tersebut, menggambarkan percakapan tersebut sebagai "bermanfaat dan konstruktif."

Salah satu dari sedikit sekutu Putin di Eropa, diktator Belarusia Alexander Lukashenko, juga baru-baru ini mengutarakan gagasan gencatan senjata udara, lapor media milik pemerintah Rusia, TASS.

Menunda Hukuman Trump?

Presiden Donald Trump/Foto: Instagram TrumpPresiden Donald Trump/Foto: Instagram Trump

Tidak jelas seberapa serius Rusia mengenai potensi gencatan senjata udara, dan Putin belum secara terbuka mempertimbangkan kemungkinan tersebut. Namun, penghentian serangan pesawat nirawak dan rudal akan memberi Rusia waktu untuk membangun kembali pertahanan udaranya dan berpotensi menunda tindakan hukuman dari Trump.

Trump telah memberi Rusia waktu hingga Jumat untuk bergerak menuju perdamaian dengan Ukraina, atau ia akan mengenakan tarif atau sanksi sekunder terhadap negara tersebut. Artinya, negara-negara yang mengimpor energi Rusia juga akan dikenakan tindakan hukuman.

Korban yang Tewas di Ukraina Semakin Banyak

Serangan pasukan Rusia ke wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, Rabu (6/8/2024), 2 tewas 12 luka-luka/Foto: Instagram Ukraine.uaSerangan pasukan Rusia ke wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, Rabu (6/8/2024), 2 tewas 12 luka-luka/Foto: Instagram Ukraine.ua

Sementara dikutip dari Instagram resmi Ukraina (Ukraine.ua), serangan udara Rusia pada tanggal 2 dan 3 Agustus merusak jembatan yang menghubungkan Kherson dengan distrik Korabel (Ostriv), penduduk setempat mulai mengevakuasi daerah tersebut.

Evakuasi dikoordinasikan oleh para sukarelawan dan administrasi militer setempat. Hingga malam tanggal 4 Agustus, lebih dari 400 orang, termasuk 34 anak-anak, telah dievakuasi. Sekitar 1.500 penduduk masih bertahan.

Jembatan tersebut, meskipun sebagian rusak, masih dapat dilalui. Akibat penembakan yang terus berlanjut, daerah tersebut tidak memiliki pasokan gas, dan listrik serta air hanya tersedia di beberapa rumah.

Rusia Serang Zaporizhzhia, 2 Orang Tewas

Hari ini di wilayah Zaporizhzhia, pasukan Rusia menyerang sebuah pangkalan liburan biasa. Dua orang tewas dan setidaknya dua belas orang terluka. Petugas penyelamat dan petugas medis berada di lapangan, membantu para korban luka. Serangan ini tidak memiliki nilai militer, hanya kekejaman yang bertujuan untuk menyebarkan ketakutan.

Semalam, Rusia juga menargetkan infrastruktur energi di wilayah Dnipropetrovsk, menjatuhkan bahan peledak dari drone ke warga sipil di Kherson, dan menyerang sebuah SPBU di wilayah Odessa, menyebabkan ratusan keluarga kehilangan akses ke gas. Serangan-serangan ini bukanlah serangan acak, melainkan upaya terencana untuk mengganggu persiapan Ukraina menghadapi musim dingin.***

Sumber: New York Post, sumber lainnya

Tag Perang Rusia Vs Ukraina

Terkini