Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov Tegaskan Putin Bersedia Bertemu Zelenskyy jika Persyaratan Dipenuhi

Tenggat yang diberikan Presiden Donald Trump pada Rusia untuk kesepakatan damai dengan Ukraina semakin dekat, Jumat 8 Agustus 2025. Sejauh ini belum ada hasil yang disepakati dari perundingan perdamaian Rusia-Ukraina.

Malah dikabarkan perundingan damai di Istanbul antara Rusia dan Ukraina telah terhenti dan Putin mengatakan Ukraina belum siap untuk negosiasi, menurut Kyiv Post.

Baca Juga: Presiden Trump Sebut Tindakan Militer Rusia di Ukraina 'Menjijikkan'

Presiden Trump tetap pada ultimatumnya, jika tidak tercapai kesepakatan damai hingga waktu yang telah ditentukan, aka nada konsekuensinya. AS akan mengenakan sanksi berat pada Rusia, salah satunya pengenaan tarif. Tidak itu saja, sanksi pada Rusia itu juga akan berdampak pada negara-negara yang berbisnis dengan Rusia.

Putin Bersedia Bertemu Zelenskyy jika Tuntutan Dipenuhi

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov /Foto: tangkap layar

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina segera Berakhir? Putin akan Bertemu Trump dalam Waktu Dekat

Kabar disampaikan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada media Rusia pada Senin mengatakan, Presiden Vladimir Putin terbuka untuk bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tetapi hanya jika persyaratan tertentu terpenuhi. Tetapi hanya jika beberapa langkah persiapan telah diambil, dilansir New York Post.

Putin "tidak menutup kemungkinan mengadakan pertemuan semacam itu," kata Peskov. "Tetapi hanya setelah pekerjaan yang diperlukan telah dilakukan di tingkat ahli dan jarak yang sesuai telah diatasi," tambahnya, tanpa menjelaskan secara pasti persyaratan apa yang harus dipenuhi.

Presiden Ukraina Zelenskyy

Apa yang disampaikan Dmitry Peskov bukan hal yang baru. Pernyataan ini sudah berkali-kali disampaikan bahwa Putin baru mau bertemu dengan Zelenskyy jika tuntutan Rusia dipenuhi Zelenskyy.

Pekan lalu, pemimpin Rusia tersebut mengatakan tuntutannya untuk Ukraina, yang pertama kali ia uraikan pada musim panas 2024, tetap tidak berubah.

Putin mengatakan Rusia menginginkan "perdamaian jangka panjang dan abadi" alih-alih sekadar jeda untuk persenjataan kembali.***