Air India Kembali Alami Tragedi, Kini Pendaratan Darurat Akibat Ancaman Bom
Nasional

Dunia penerbangan India sedang tidak baik-baik saja. Sehari setelah kecelakaan nahas yang dialami Air India dengan nomor penerbangan AI 171, maskapai yang sama dengan nomor penerbangan berbeda juga mengalami tragedi.
Penerbangan Air India nomor AI 379 melakukan pendaratan darurat di Phuket, Thailand, Jumat (13/6/2025).
Ancaman Bom di Tengah Penerbangan
Baca Juga: Dua Insiden Besar di Awal Tahun, Seberapa Amankah Pesawat Terbang?
Air India. (Instagram/@airindia)
Sebuah penerbangan Air India dari Phuket, Thailand menuju New Delhi melakukan pendaratan darurat di pulau tersebut setelah menerima ancaman bom hari ini.
Ada 156 penumpang dalam penerbangan tersebut dan ancaman bom diterima di dalam pesawat, katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Antisipasi Ancaman Bom, Kapolri Cek Peralatan dan Kesiapan Personel
"Selama fase jelajah penerbangan, peringatan keamanan diterima dan setelah itu pilot mengambil giliran di udara untuk kembali ke Phuket," kata pejabat seperti dikutip dari Hindustan Times.
Menurut pelacak penerbangan Flightradar24, pesawat lepas landas dari Bandara Phuket menuju ibu kota India pada pukul 9.30 pagi waktu setempat, tetapi berputar lebar di sekitar Laut Andaman dan mendarat kembali di pulau Thailand tersebut.
Mengutip Independent, penumpang dikawal keluar dari pesawat AI 379, sesuai dengan emergency plans, kata seorang pejabat Bandara Thailand.
Tak Ditemukan Bom
Air India. (Instagram/@airindia)
Otoritas penerbangan Thailand atau AOT tidak memberikan informasi detail tentang ancaman bom yang diterima pesawat AI 379. Air India juga belum memberikan keterangan resmi tentang apa yang terjadi pada pesawat AI 379.
Laporan terbaru hanya menyebutkan bahwa pihak berwenang tidak menemukan bom apa pun di dalam pesawat setelah pencarian awal.
Petugas bandara Thailand juga memeriksa penumpang yang menemukan catatan ancaman bom di pesawat.
Sebagai informasi, maskapai penerbangan dan bandara India dibanjiri ancaman bom palsu tahun lalu, dengan hampir 1.000 panggilan dan pesan palsu diterima dalam 10 bulan pertama, hampir 10 kali lipat dari tahun 2023.