Forumterkininews.id, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan diperiksa kembali sebagai saksi. Dalam perkara dugaan korupsi pemberian fasilitas izin ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya termasuk minyak goreng.
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Febrie Adriansyah mengatakan bahwa Airlangga Hartarto akan kembali diperiksa untuk mendalami kebijakan ekspor CPO dan turunannya termasuk minyak goreng yang dikeluarkan, sehingga mengalami kerugian negara sebesar Rp 6,47 triliun.
“Kebijakan dia (Airlangga Hartarto) ketika minyak goreng langka. Arahan dia (Menko Perekonomian) ada nggak irisannya dengan perbuatan melawan hukum dalam perkara terhadap lima terpidana yang sudah diputus inkrah di Mahkamah Agung (MA),” kata Febrie saat ditemui di kantornya di Jakarta, Jumat (28/7).
Lebih lanjut dikatakan Febrie, apabila ada irisan soal kebijakan ekspor CPO dan minyak goreng yang dikeluarkan oleh Airlangga Hartarto, maka berpotensi menjadi tersangka dan melanggar pasal turut serta, yakni pasal 55 dan pasal 56 KUHP.
“Kalau ternyata kebijakan yang dikeluarkan sama, dia (Airlangga Hartarto) akan dikenakan pasal 55 hingga pasal 56. Jadi bersama-sama dia (Menko Perekonomian Airlangga) dengan para terpidana yang sudah diputus. Memang kebijakan ekspor CPO kehendak dia (Airlangga). Itu yang lagi diuji dan didalami,” papar Febrie.
Febrie memastikan Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu akan kembali diperiksa, setelah tim jaksa penyidik mengumpulkan keterangan dari eks Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi.
“Besar kemungkinan Airlangga diperiksa. Nanti keterangan M Lutfi kami tunggu,” tuturnya.
Mantan Direktur Penyidikan pada Jampidsus ini menegaskan pemeriksaan Airlangga untuk mendalami fakta baru.
Fakta yang sudah terungkap di persidangan lima terdakwa atau terpidana dalam perkara korupsi izin ekspor CPO dan minyak goreng. Sehingga kasusnya menjadi terang.
“Justru diperiksa (Airlangga) untuk membuat terang, dan hal-hal baru (fakta baru) dicari tim jaksa penyidik,” tegasnya.
