FTNews – Grace Wolstenholme, seorang artis media sosial TikTok, mengungkapkan kekesalannya terhadap anak perusahaan Meta, yaitu Facebook. Pasalnya, terdapat sebuah akun Facebook palsu yang menggunakan namanya dan mendapatkan uang dari para penggemarnya.
Wolstenholme, yang memiliki 1,3 juta pengikut di TikTok, mengatakan bahwa ia kehilangan penghasilnya setelah tidak dapat mengunggah video. Ia mengikuti anjuran dari pihak kepolisian untuk berhenti membuat konten.
Pasalnya, konten yang ia unggah di TikTok dan Instagram telah dicuri. Lalu, pemilik akun Facebook palsu miliknya mengunggah video-video tersebut seolah-olah Wolstenholme mengunggahnya.
Mengutip dari Guardians, akun Facebook tersebut tercatat sebagai content creator. Sehingga, pemilik akun tersebut dapat memperoleh uang dari penggemarnya dari mengirim bintang dan hadiah yang dapat diuangkan.
Anak dari Meta ini membayar sebesar $0,01 atau sekitar Rp160 per bintang yang mereka terima. Jika terdapat 100 orang yang memberikan bintang, maka pemilik akun akan mendapatkan $1 atau sekitar Rp16 ribu.Â
Walaupun nilainya kecil, namun Wolstenholme memiliki pengikut hingga 1,3 juta di TikTok-nya. Nilai tersebut dapat menjadi lebih besar dan juga menjadi sumber penghasilan bagi sang seleb yang mengidap cerebral palsy ini.
Saat ini, masih belum jelas apakah penipu tersebut telah mendapatkan bayaran dari akun palsu tersebut. Namun, akun tersebut telah memiliki pengikut yang mencapai 50 ribu jumlahnya.
Sudah Lima Bulan
Wolstenholme telah memohon kepada Facebook untuk menghapus akun palsu tersebut selama lima bulan. Ia bahkan juga melaporkannya ke perusahaan induknya, Meta. Selain itu, ia juga mengabarkan Action Fraud, yaitu lembaga dari kepolisian Inggris yang mengurus penipuan dan kejahatan siber.
Namun, Meta baru saja menghapus akun tersebut pada hari Rabu (22/5). Padahal Wolstenholme telah melaporkannya sejak Januari 2024 silam. Juga, akun yang mengimpersonasi seseorang melanggar aturan yang berlaku di Facebook.
Ia harus melapor ke pihak kepolisian atau Action Fraud sebanyak dua kali, yaitu pada Januari dan Maret. Pada akhirnya, mereka meminta Wolstenholme untuk berhenti mengunggah konten lagi.
Ia mengatakan bahwa akibat dari berhenti mengunggah konten menyebabkan kerugian secara materil maupun emosional. “TikTok bukan hanya pekerjaan saya saja. Tapi juga pengalih dari kesehatan mental,†ujarnya
“Saya sudah berusaha keras untuk memberi tahu bahwa akun Facebook tersebut bukanlah milik saya. Saya memberi tahu melalui Instastory dan mengajak orang-orang untuk melaporkan akun tersebut,†lanjutnya.
